Tahun A-2. Malam Paska
Sabtu, 11 April 2020
Bacaan: Kej 1:1-2:2; Kel 14:15-15:1; Yes 55:1-11; Rm 6:3-11; Mat 28:1-10.
Renungan:
PASKAH menjadi kesempatan bagi kita untuk mendengarkan sejarah keselamatan Allah dalam hidup manusia yang berpuncak pada kebangkitan Tuhan. Teks Perjanjian Lama yang disusun ratusan tahun sebelum Yesus oleh orang yang berbeda-beda menemukan rangkumannya dalam diri Yesus Kristus. Keselamatan tidak lain dan tidak bukan adalah kemuliaan bersama Bapa dalam kebangkitan.
Kebangkitan Tuhan Yesus itu unik dalam sejarah dan kita tidak tahu bagaimana proses kebangkitan itu. Yang jelas bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh telah wafat. Kebangkitan adalah pekerjaan Allah yang merangkul AnakNya dan merangkul kita dengan mengubah tubuh kita yang fana ini dengan tubuh yang mulia.
Keempat injil sepakat bahwa saksi kebangkitan pertama adalah seorang wanita. Injil Matius mengungunkapkan bahwa Maria Magdalena dan Maria yang lain menjadi saksi kebangkitan. Untuk kita tahu bahwa seorang wanita dalam tradisi Yahudi tidak pernah bisa menjadi saksi dalam pengadilan; dan nampaknya juga tidak lazim ketika mereka pergi berdua sendirian tanpa pendamping. Saksi adalah seorang yang memiliki pengetahuan pertama tentang fakta dan peristiwa yang penting dan lengkap: Gempa bumi, batu kubur terguling, makam kosong, kesaksian dan tugas dari malaikat serta penampakan dan tugas dari Tuhan Yesus untuk mengutus para muridNya ke Galiliea. Mereka tidak hanya menjadi saksi kebangkitan dan secara resmi ditugaskan menjadi pewarta warta kebangkitan.
Peristiwa Paskah menjadi kesempatan bagi kita untuk meneruskan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan kepada keluarga kita. Mengungkapkan bawa akhir hidup tidak berada dalam kedukaan dan kematian tetapi kesatuan dan kemuliaan dengan Allah. Allah merangkul kerapuhan dan keterbatasan manusiawi kita untuk masuk dalam kemuliaan bersamaNya.
Paskah bagi kita juga berarti Allah yang bekerja menyelamatkan kita di saat kita mengalami ketidakberdayaan dan keterbatasan. Ketika kita sungguh-sungguh kehilangan daya, pikiran, usaha, dan hanya menyerah, Allah mengulurkan tangan dan mengubah kita, melalui banyak orang-orang baik dan peristiwa-peristiwa hidup. Peristiwa dipulihkan Tuhan itu adalah paska kecil yang dapat kita temukan dalam hidup kita sehari-hari dan dapat kita jadikan sebagai sebuah kesaksian iman yang membuat orang lain juga percaya.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Maria Magadela dan Maria yang lain mengalami kebangkitan dan dijadikan saksi.
Refleksi:
Pengalaman pemulihan apa yang telah diperbuat Tuhan bagiku? bagi keluargaku? Bagaimana Allah bekerja dalam kelemahan dan ketidakberdayaanku?
Doa:
Ya Bapa, bangkitkan kami dari “makam” hidup kami entah yang kami; supaya kami boleh menemukan kembali iman dan kegembiraan serta menjadi saksi dari pekerjaanMu yang luar biasa.
Perutusan:
Jadilah saksi kebangkitan dan wariskanlah iman ini kepada keluarga anda.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)