Selasa, 14 Agustus 2018.
Bacaan: Yeh 2:8-3:4; Mzm 119:14.24.72.103.111.131;Mat 18:1-5.10.12-14
Renungan:
MELALUI nabi Yeremia, kita diingatkan bahwa menjadi nabi berarti harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan utama dan menyampaikan firman Tuhan sebagaimana adanya, seperti dikatakan Allah kepada Yeremia “makanlah gulungan kitab ini dan pergilan, berbicaralah kepada kaum Israel”.
Bagi kita orang kristen, membaca, merenungkan dan hidup dari Firman Tuhan adalah pokok dan wajib; bukan “kalau ada waktu”. Apalagi kita yang mendapat panggilan khusus sebagai pewarta injil. Para religius berdoa 5 x sehari malalui mazmur dan bacaan Kitab Suci. Para awampun dipanggil untuk membaca Kitab Suci setiap hari, entah satu atau dua perikope; atau dapat mengikuti alur Kitab Suci ataupun mengikuti Kalender Liturgi pada waktu bangun pagi atau ketika mau beristirahat malam.
Membaca Kitab Suci tidak bisa kita selesaikan dengan sebuah target dan kecepatan. Kita perlu waktu hening, mohon rahmat Tuhan, dan membaca Kitab Suci dengan segala pikiran, perasaan dan hati untuk menangkap isinya. Ketika menjadi kebiasaan, Kitab Suci itu sendiri yang akan berkata kepada kita rahasia Allah yang terkandung dalam setiap kalimat. Kata-kata Mazmur 119: 105 ini akan menjadi sebuah pengalaman bagi kita ” Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Kontemplasi
Gambarkalah bagaimana Yeremia menerima firman Allah sebagai santapan hidup panggilannya sebagai nabi.
Refleksi
Apakah aku setiap hari membaca, merenungkan dan mendasarkan hidupku pada Firman Tuhan?
Doa
Ya Bapa, firmanMu adalah jalan, kebenaran dan hidup.
Perutusan
Bacalah dan renungkanlah Kitab Suci setiap hari
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)