Tahun C-1. Minggu Biasa VI
Bacaan: Kej 4:1-15.25; Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; Mrk 8:11-13.
Renungan:
KITA tidak tahu mengapa Tuhan mengindahkan persembahan Habel dan tidak mengindahkan persembahan Kain. Mengapa Tuhan tidak menerima saja kedua-duanya sehingga tidak memprovokasi emosi Kain karena merasa tidak diperlakukan dengan adil?
Kisah Kain dan Habel mau mengajarkan kepada kita soal bahwa penolakan orang lain atas perbuatan baik itu jangan membuat kita berbuat jahat. Perbuatan baik adalah kewajiban kita, hak orang untuk menerima maupun menolak. Kita tidak bisa menuntut orang membalas kebaikan kita. Perkatan Tuhan mengingatkan kita : “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram. Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? … Dosa itu sangat menggoda engkau. Tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
Dalam hidup berkeluarga dan berkomunitas, kadang kita berharap bahwa kesetiaan, kebaikan, jerih lelah dan pengorbanan yang kita berikan kepada anggota keluarga itu disyukuri, dihargai atau dibalas. Bagi sebuah relasi yang sehat, harapan itu adalah wajar. Namun pada suatu saat kitapun tidak mendapatkan apa yang kita harapkan. Bahkan mungkin kita disalahmengerti dan mengalami penolakan. Dalam situasi ini, peringatan Tuhan pada Kain harus kita dengarkan. Jangan sampai kita kehilangan kebaikan, panas hati dan membiarkan dosa menguasai kita.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Kain membiarkan dosa berkuasa atas hidupnya.
Refleksi:
Apakah aku dengan tekun melakukan perbuatan baik, dan memberikan hak kepada orang lain untuk membalas ataupun tidak.
Doa:
Ya Bapa, semoga aku dengan sukacita dan kegembiraan melakukan kebaikan tanpa menuntut balas. Amin.
Perutusan:
Janganlah dosa mengintip hidupmu jika kebaikanmu tidak diindahkan oleh orang lain
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)