St. Pius X
Bacaan: Hak 2:11-19; Mzm 106:34-37.39-40.43ab.44; Mat 19:16-22
Renungan
DIALOG antara Yesus dan orang muda bertema mengenai artinya iman. Beriman bagi anak muda itu adalah kesetiaan dan keunggulan dalam menjalankan perintah Allah. Semakin baik dan tanpa cela maka iman itu semakin mendalam. Inilah yang disebut sebagai iman prestasi. Namun iman prestasi ini membawa sesuatu yang lain : “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”.
Yesus mengajarkan iman yang sempurna kepadanya yaitu iman pemberian diri total pada kehendak Allah. Iman yang berfokus bukan pada perintah tetapi pada relasi atau ikatan yang mendalam dengan Yesus sendiri.
Kita semua dipanggil untuk masuk pada iman penyerahan diri ini; iman yang dipenuhi dengan relasi kasih yang mendalam dengan Yesus. Tidak cukup bagi kita hanya setia pada perintah Allah dan perintah Gereja atau sekadar melakukannya. Iman itu menyangkut relasi, bukan pertama-tama prestasi dalam melaksanakan kehendak Allah.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Yesus berdialog dengan anak muda mengenai arti iman.
Refleksi
Apakah hidup imanku kuukur dalam pelaksanaan perintah Allah dan Gereja? Ataukan imanku berdasar pada relasi pribadi dengan Yesus yang disertai dengan pemberian diri yang total?
Doa
Ya Bapa, ajarilah aku untuk semakin membangun relasi yang mendalam dengan Yesus dan berani menyerahkan diriku secara total padaNya. Amin.
Perutusan
Aku semakin membangun relasi personal dengan Yesus.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)