Bacaan: Bil 11:4b-15; Mzm 81:12-17; Mat 14:13-21.
Renungan
MUSA tidak tahan melihat penderitaan bangsanya, merasa tidak berdaya mencukupi kebutuhan hidup mereka, merasa terbebani karena fungsinya sebagai seorang pemimpin dan berkeluh kesah kepada Allah; bahkan iapun berkeinginan supaya Allah mengakhiri hidupnya.
Berhadapan dengan situasi anggota keluarga yang sakit; situasi ekonomi keluarga yang kurang dan pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan harian dan sekolah; dengan situasi anak-anak yang di luar dugaan kita; semua orang akan melihat kita sebagai keluarga. Hati kita sedih dan merasa tidak berdaya menjawab semua kebutunan itu. Kita terbatas dalam banyak hal (keuangan, kemampuan kerja, waktu, pendidikan dll) dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah keadaan. Beban ini semakin berat justru ketika semua mata dan tangan menuding kepada kita tanpa mau tahu ketidakberdayaan kita :”Ini tanggungjawabmu”.
Karena tidak tahan dan tidak berdaya, banyak kepala rumah tangga berhenti menjadi kepala rumah tangga, dengan lari mencari penghiburan yang tidak sehat atau menyibukkan diri dengan pekerjaan. Mereka merasa gagal sebagai kepala keluarga. Tetapi justru sikap lari inilah yang membuat situasi keluarga semakin terpuruk dan semakin jatuh.
Kita sebagai kepala keluarga, bukan Allah mahakuasa, yang bisa segala-galanya. Kita harus menyadari bahwa kita terbatas dan tidak akan bisa memuaskan-mencukupi sebuah kebutuhan-kebutuhan. Tetapi dalam situasi ketidakberdayaan itu, kita harus tetap berada di tengah-tengah keluarga kita. Ktia tetap pikul tanggungjawab; kita mengajari bagaimana menjadi orang yang tabah, percaya dan berharap kepada Tuhan dalam situasi tersebut; dengan tetap mencari cara yang mungkin bagi penyelesaian persoalan-persoalan keluarga kita.
Kontemplasi
Gambarkanlah apa yang dialami Musa berhadapan dengan ketidakberdayaannya dan kebutuhan mendesak bangsa yang dipimpinnya.
Refleksi
Bagaimana aku menerima keterbatasanku dan tetap setia untuk melaksanakan tanggungjawabku kepada kepala keluarga serta menjaga keutuhan keluarga.
Doa
Ya Bapa, mampukan aku untuk tetap menjaga kesatuan hidup keluarga dalam ketidakberdayaanku untuk mencukupi segala kebutuhan hidup keluargaku. Amin.
Perutusan
Aku setia mengemban tanggungjawab di dalam kelemahan dan ketidakberdayaanku
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)