Lentera Keluarga – Tindakan Iman Single Mom

0
818 views

Tahun A-2. Minggu Biasa XVIII

Rabu,  5 Agustus 2020. 

Bacaan: Yer 31:1-7; Yer 31:10.11-12ab.13; Mat 15:21-28.

Renungan: 

KISAH Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang perempuan Kanaan ini secara mirip dikisahkan dalam Mark 7:24-30. Markus menyebutnya dengan seorang perempuan Yunani bangsa Siro Fenesia. Pujian Yesus kepada nya adalah : “Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.”  Iman itu tercermin dari tindakan wanita itu: Ia merendahkan diri, mengatasi rasa malu sebagai orang asing untuk datang, berteriak dan meminta kepada kepada Yesus; bahkan ketika Yesus memberikan indikasi penolakan; wanita ini tetap merendahkan diri. Apapun ia korbankan untuk kesembuhan anaknya dan karena ia tahu bahwa hanya Yesus yang dapat diandalkannya. Perjuangan dan pergorbanan serta perendahan harga diri ini adalah sebuah tindakan iman yang luar biasa. Kemungkinan besar ia adalah seorang ibu tunggal-kepala keluarga tunggal. 

Di masa pandemi,  peran ibu, dan terutama single mom berbeban ganda. Dari sebuah media, dikatakan bahwa jumlah ibu kepala rumah tanggal itu ada 15^%.. Mereka bekerja rumah tangga, bekerja online dan masih mendampingi anak-anak mereka. Apapun mereka tempuh, tanpa memandang gengsi, untuk hidup di tengah pandemi ini, entah itu dengan jualan online ataupun meminta bantuan kepada saudara-saudara. Syukur-syukur bahwa anak-anak support, karena kadang justru malah mengalami persoalan mental dan melakukan tindakan yang justru menambah beban.  Kadang beban tidak tertanggung dan tidak tahu harus berbuat apa, dan berbagi kepada siapa,  jika mereka tidak mempunyai komunitas. 

Kisah wanita kanaan mengundang para ibu, terutama single mom, untuk datang dan percaya kepada Tuhan sampai Tuhan mengatakan kepada para wanita ini “Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.”

Kita sebagai keluarga yang masih lengkap dan berkecukupan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi orang tua single ini. Jangan berkata seperti para murid : “Suruhlah wanita itu pergi, sebabn ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.”. Sikap kita justru mendekatkan Tuhan kepada mereka, perduli dan menolong mereka.  

Kontemplasi:

Gambarkanlah perjuangan iman wanita kanaan ini. 

Refleksi:

Apakah dalam kesulitan sebagai seorang kepala rumah tangga single, aku datang kepada Tuhan dan bertumbuh dalam iman? Bagaimanakah sikapku terhadap para kepala keluarga sigle?  

Doa:

Ya Bapa, kami percaya bahwa harapan kami kepada Yesus tidak akan mengecewakan kami. 

Perutusan:

Rendahkanlah diri di hadapan Tuhan dan serukanlah permohonan dengan tiada henti-hentinya. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here