Lentera Keluarga – Tragedi Keluarga Daud

0
1,193 views
Ilustrasi: Mengasihi musuh.

Tahun A-2. Pekan Biasa IV
Senin, 3  Februari 2020.
Bacaan: 2 Sam 15:13-14.30; 16”5-13a; Mzm 3:2-3.4-5.6-7; Mrk 5:1

Renungan:

KEHANCURAN hidup Daud tidak dimulai dari musuh tetapi dari keluarganya sendiri. Anak Daud Amnon mati dibunuh Absalom karena Amnon melecehkan Tamar (adik peremuan Absalom). Dan sekarang Absalom makar, kasar dan tidak bermoral. Ia mengambil gundik-gundik Daud. Daud lari dari  Absalom karena beberapa alasan. Pertama, karena ia mengasihi Absalom; Kedua, karena Absalom didukung oleh banyak orang; Ketiga, karena ia merasa berdosa dan layak menerima hukuman atas dosanya; dan keempat, Daud tidak ingin ada pertempuran di Yerusalem. Di sini kita melihat di satu sisi janji Allah kepada Daud dan tragedi keluarga karena dosa. 

Sangat menyedihkan mendengarkan tragedi keluarga ini terjadi juga pada masa sekarang. Perebutan posisi dalam perusahaan keluarga; perebutan warisan; konflik antar anak, anak dengan orang tua dan saudara; Beberapa orang tua juga menderita melihat hidup anaknya yang “hancur / menghancurkan diri”; atau bahkan keluarga hancur karena kesalahan dan dosa orang tua baik dalam perilaku maupun bisnis. Sekaya dan sehebat apapun keluarga kita, jika tragedi keluarga ini hadir, maka semuanya itu menjadi “sia-sia”.  

Menjaga cinta dan keutuhan keluarga bukanlah jalan yang mudah. Perlu perjuangan terus menerus. Cinta dan keutuhan ini tidak bisa diciptakan dengan uang dan kenyamanan ekonomi. Setidaknya ada dua hal pokok yang dapat kita lakukan. Pertama, sebagai anggota keluarga, kita  harus benar di mata Tuhan, karena kesalahan – dosa yang kita lakukan itu akan berdampak juga pada keluarga. Kedua, menjaga relasi dan kedekatan serta keakraban dengan semua anggota keluarga, untuk membangun kesatuan hati dan kerjasama; berani mengatasi dan menyelesaikan konflik dengan segera. Orang tua mempunyai tanggungjawab besar untuk menjaga kesatuan hati ini. Kesatuan keluarga harus tetap dijaga. Jangan karena meraih kesuksesan, kita melupakannya. Sukses tanpa sukses dalam keluarga, tidak akan langgeng.  

Kontemplasi:

Gambarkan bagaiman kejayaan Daud itu mengalami kehacuran dari, yaitu dari keluarga. 

Refleksi:

Bagaimana keluargaku menjaga dan memelihara kesatuan hidup dalam kasih?

Doa: 

Ya Bapa, Engkaulah benteng dan perlindungan bagi keluarga kami. Jauhkanlah keluarga kami dari sakit hati, keretakan dan permusuhan. Tanamkanlah semangat taqwa dalam setiap anggota keluarga kami dan hati yang murni untuk saling mengasihi.  

Perutusan:

Jangan lupakan keluarga anda demi kesuksesan. Jagalah senantiasa keutuhan itu dengan hidup benar dan saling mengasihi. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here