Tahun C-1. Selasa Prapaska V
Selasa, 9 April 2019.
Bacaan: Bil 21:4-9; Mam 102:2-3.16-18.19-21; Yoh 8:21-30;
Renungan:
Ketidaksabaran bangsa Israel, telah membawa mereka kembali lagi bersungut-sungut, menyesali kepergian mereka dari Mesir dan pengalaman buruk yang mereka dapatkan selama perjalanan. Hati mereka seperti “ular berbisa” yang mematikan hidup mereka sendiri. Begitu mereka melihat akibatnya mereka segera bertobat dan menemukan “antidot” dengan memandang ular tembaga.
Kadang kita tidak sadar bahwa dosa itu mematikan hidup kita sendiri. Banyak orang gagal bukan karena tidak mampu, tetapi termakan sendiri oleh cara berpikirnya yang buruk, emosinya yang tak terkendali dan sikapnya yang buruk. Baru setelah gagal dan memandang hasil dari kegagalan itu, orang baru bertobat.
Menjelang Pekan Suci ini, kita diundang untuk tekun, setia, percaya dan yakin pada jalan Tuhan, walaupun kadang jalan itu memutar. Mari kita hentikan ketidaksabaran dan sungut-sungut kita terhadap cara Tuhan menuntun kita. Kita gagal bukan karena Tuhan atau orang lain; kita gagal karena meracuni diri kita dengan berpikir buruk, membiarkan diri dikuasai emosi, dan bertindak buruk.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana bangsa Israel jatuh dan diselamatkan dengan memandang ular tembaga.
Refleksi:
Apakah aku menyadari bahwa pikiran buruk, emosial, dan perilaku buruk adalah racun yang mematikan dalam hidupku? Apakah aku berani menyalibkannya?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin tekun, setia, percaya dan yakin pada jalan yang Kaurancangkan walaupun jalan itu memutar tidak seperti yang kupikirkan.
Perutusan:
Belajarlah menjaga pikiran, emosi dan sikap; karena mereka dalam menjadi berkat yang menyelamatkan tetapi juga racun yang mematikan bagi hidup anda.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)