Tahun A-2. Minggu Prapaskah IV
Rabu, 25 Maret 2020.
Hari Raya Kabar Sukacita
Bacaan: Yes 7:10-14;8-10; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38.
Renungan:
HARI ini kita merayakan Hari Raya Kabar Sukacita. Malaikat menyampaikan kabar gembira kepada Maria. Bagaimana dapat disebut kabar gembira? Jika Maria, seorang perawan, harus mengandung dalam masa pertunangan. Bukankah itu sebuah bencana bagi rencana Yusuf dan Maria beserta keluarga besarnya? Kabar ini menjadi kabar gembira karena khaos yang terjadi itu tidak seimbang dengan rencana keselamatan yang Allah siapkan. Maria, yang masih berusia belasan tahun, dengan cerdas mampu menangkap kehendak Allah dan berani meresikokan apapun, termasuk hidupnya demi rencana Allah. Maria adalah teladan iman kita. Dengan rencana Tuhan ia menjawab “ya” dan tidak berhitung-hitung untung dan ruginya baginya.
Situasi wabah covid-19 ada melihatnya sebagai bencana dari Allah, ada yang melihatnya sebagi tantangan yang harus dilawan dengan iman dengan tetap mengadakan pertemuan doa bersama. Beriman bersama Bunda Maria mengajak kita untuk beriman dan melihat kehendak Allah dengan tepat. Allah menghendaki keselamatan banyak orang. Jika discernment kehendak Allah itu benar maka resiko yang kita tanggung itu tepat; bukan dengan mengumpulkan orang untuk berdoa bersama yang memperbesar penyebaran, tetapi jika kita terpanggil kita dapat mengambil resiko untuk mendaftarkan diri menjadi volunteer kemanusiaan bersama Gereja menghadapi Covid-19 dalam relawan JKMC-19.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Maria menyediakan diri menerima resiko demi terlaksananya kehendak Allah.
Refleksi:
Bagaimana sikapku ketika mendapatkan tanggungjawab untuk mengambil keputusan iman yang mengubah segala rencanaku?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku semakin mengenal kehendakMu dan tumbuh dalam iman.
Perutusan:
Marilah kita beriman dengan cerdas untuk keselamatan banyak orang.
(Morist-MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)