Tahun C-1 Adven II.
Sabtu, 15 Desember 2018.
Bacaan: Sir 48:1-4.9-11; Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; Mat 17:10-13
Renungan
KEYAKINAN iman Yahudi mengenai akhir jaman diawali dengan hadirnya Elia sebelum kedatangan Mesias. Nubuat tersebut dinyatakan dalam Kitab Maleakhi 4:5-6. Pesan utama yang dibawa Elia adalah pemulihan hubungan “membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya”. Pesan itu jugalah yang dibawa oleh Yohanes Pembaptis. Menarik untuk kita cermati adalah : Mengapa harus hati bapa yang berbalik kepada anaknya? Bukan anak kepada Bapanya? Jawabannya adalah bahwa pemulihan hubungan keluarga dimulai dari kepala yaitu Bapa.
Masa adven menjadi kesempatan bagi keluarga kita untuk memulihkan hubungan yang renggang, retak atau berkonflik. Dalam rekonsiliasi kita tidak mencari salah dan benar. Yang kita cari adalah pemulihan hubungan. Memulihkan hubungan mengandaikan kita mengambil inisiatif dan keberanian kita untuk datang dan berdialog, mengakui luka luka kita dan memberikan pengampunan. Kita singkirkan harga diri kita bahwa kita tidak salah; kita singkirkan juga kemalasan kita untuk menunda-nunda waktu untuk berekonsiliasi; kita singkirkan ketakutan kita untuk ditolak; dan kita mohon rahmat Tuhan untuk memberikan kita hati yang penuh kasih kepada saudara-saudari kita.
Siapa yang harus memulai dulu? Kita sebagai bapa keluarga; kita sebagai orang tua. Marilah kita sambut kedatangan Tuhan dengan pemulihan relasi kita sebagai satu keluarga.
Kontemplasi
Renungkanlah nubuat Elia mengenai hati bapa yang berbalik kepada anaknya.
Refleksi
Dengan siapakah aku mengalami kerenggangan dan keretakan relasi?Apakah aku berani berinisiatif membangun dan memulihkan hubunganku yang retak, renggang dan rusak?
Doa
Ya Bapa, terdorong oleh seruan Elia, aku datang untuk memulihkan relasiku dengan anggota keluargaku yang renggang dan retak.
Perutusan
Pulihkanlah relasi keluarga anda dengan sapaan dan dialog
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)