Rabu 25 September 2024.
Ams 30:5-9.
Mzm 119:29.72.89.101.104.163.
Luk 9:1-6
MENJADI orang yang lepas bebas dari harta benda adalah tuntutan Tuhan bagi para murid-Nya dalam menjalankan tugas perutusan yang diberikan kepada kita.
Tuhan mengajak kita untuk hidup dengan sederhana. Kita tidak perlu dikelilingi oleh barang-barang untuk merasa bahagia. Hidup sederhana memberi kita ruang untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting: hubungan dengan Tuhan dan sesama. Dalam kesederhanaan, kita menemukan kedamaian yang tidak dapat dibeli dengan uang.
Bapa Paus Fransiskus, sering menekankan pentingnya hidup sederhana dan tidak terikat oleh harta benda. Ia mengingatkan kita bahwa kekayaan dapat menjadi penghalang untuk mengikuti Kristus dan menjalani kehidupan yang penuh makna. Dalam banyak khotbahnya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa cinta terhadap harta benda dapat mengaburkan visi kita akan nilai-nilai spiritual yang lebih tinggi.
Ia mengajak kita untuk hidup dalam kesederhanaan, menjauhkan diri dari materialisme, dan lebih fokus pada hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Paus mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam akumulasi kekayaan, tetapi dalam memberi dan melayani orang lain.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.”
Kita semua dipanggil untuk menjadi utusan Kristus. Utusan yang tidak terikat oleh aneka relasi dan juga tuntutan terhadap teepenuhinya fasilitas pelayanan. Kita hendaknya hidup tanpa terbebani oleh urusan fasilitas atau dana, melainkan kita mesti fokus pada apa yang benar-benar penting yakni menyebarkan kasih-Nya.
Dengan iman dan ketergantungan pada Tuhan, kita dapat melangkah maju, memberitakan kabar baik, dan menjangkau banyak jiwa. Namun dalam praktek seringkali kali kita kuatir akan fasilitas dan aneka kemungkinan yang tidak baik jika kita menyerahkan segalanya pada penyelenggaraan Ilahi.
Tuhan mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali prioritas hidup kita, memilih untuk berbagi berkat yang kita miliki, dan menemukan kedamaian dalam hidup yang sederhana. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih dan solidaritas, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan kita sehari-hari.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menuntut terhadap fasilitas dalam pelayanan atau aku jalani dengan fokus pada kasih serta kemurahan Tuhan yang terwujud dalam penyelenggaraan Ilahi?