Rabu, 27 April 2022
- Kis. 5:17-26.
- Mzm. 34:2-3.4-5.6-7.8-9.
- Yoh. 3:16-21.
TIDAK sulit menemukan kata dan ungkapan tentang kasih dan cinta.
Banyak orang yang dengan mudah mengobral kata kasih dan cinta, namun hidupnya jauh dari perwujudannya.
Kita berulang kali melihat dan mendengar perkataan ”cinta” atau ”kasih” dalam aneka kesempatan di dalam keluarga, Gereja, masyarakat.
Tetapi ternyata kita hidup di dalam dunia di mana jarang sekali terdapat kasih yang rela berkurban.
Hal ini tidak mengherankan, karena sering kali kita mempunyai anggapan keliru bahwa nafsu dan perasaan adalah kasih.
“Hidup ini sangat penuh misteri, dan keterkejutan,” kata seoamg gadis.
“Lima tahun lalau saya dibuat menangis, kecewa, dan marah, karena pacarku mundur pelan-pelan dan meninggalkanku,” lanjutnya.
“Kami memang ribut, tetapi tidak menyangka karena keributan kecil itu ia lalu pergi,” sambungnya.
“Dia bak ditelan bumi, perpisahan itu sungguh menyakitkan dan sangat mengecewakanku,” katanya.
“Saya hampir gila, dan tidak percaya lagi dengan lelaki, dengan kata-kata cinta dan kasih yang begitu gampang diucapkan,” katanya lagi.
“Namun hanya karena salah paham, lalu lupa kasih dan cintanya,” lanjutnya.
“Setelah lima tahun, berjalan tanpa kabar sesuatu terjadi pada kami. Jalan Tuhan itu sulit diduga, ketika ibuku sakit, aku menunggu di rumah sakit, dan berjumpa dengan mantan pacarku,” kisahnya.
“Ia menjadi tenaga medis di rumah sakit itu,” lanjutnya.
“Tahu ibuku sakit, ia berkunjung dan saat itu dia minta maaf karena dulu pergi begitu saja,” ujarnya.
“Sampai saat itu, ia belum punya pasangan, dan masih sangat mencintaiku. Keadaan serupa juga saya rasakan, sejak ia pergi saya juga tidak minat cari pacar lagi, karena saya sangat mencintainya,” sambungnya.
“Oh Tuhan begitu hebat dan ajaib Engkau, dia pergi begitu saja, kemudian tiba-tiba datang dan mengisi hidupku kembali,” katanya.
“Semoga setelah mengalami saling kehilangan, kami bisa lebih menghargai cinta dan kasih yang ada di antara kami,” ujarnya.
“Setelah saling mencari arti dan makna cinta, semoga pertemuan kali ini menjadi kesempatan kedua bagi kami untuk membangun cinta dan kasih yang lebih dewasa,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
Kadang melalui banyak kegagalan barulah kita bisa menemukan cinta yang benar.
Cinta yang tidak hanya terarah pada diri sendiri, melainkan mengabdi pada kebahagiaan dan keselamatan bersama.
Sebagai murid Kristus, kita pun harua berjuang menghayati kasih yang mencirikan murid-murid yang sejati dari Yesus Kristus, yakni cinta tanpa pamrih, tanpa syarat.
Kasih yang membimbing kita pada kesediaan untuk menyerahkan hidup ini demi kebenaran dan kehendak Allah.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mengasihi sesama dengan tulus atau memanipulasi sesama demi diri sendiri?