Lima Bantuan Tenaga Pastoral Baru untuk Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara

0
574 views
Perayaan Ekaristi penerimaan tenaga bantuan pastoral untuk Keuskupan Tanjung Selor, Kaltara, dari MSF Provinsi Kalimantan dan Keuskupan Atambua. (Dok. Keuskupan Tanjung Selor)

KEUSKUPAN Tanjung Selor di Propinsi Kalimantan Utara (Kaltara) akhirnya menerima dua orang tenaga bantuan pastoral anyar. Mereka ini merupakan persembahan Kongregasi Imam Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Provinsi Kalimantan.

Bantuan tenaga pastoral dari MSF Provinsi Kalimantan ini nantinya akan dikaryakan di wilayah reksa pastoral Keuskupan Tanjung Selor sebagai misionaris.

Upacara penerimaan mereka untuk memulai karya baru di sana dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi di Kapel Keuskupan. Dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla MSF, Kamis 30 Juni 2022.

Bantuan dari MSF Provinsi Kalimantan dan Keuskupan Atambua

Bantuan tenaga pastoral dari MSF Provinsi Kalimantan itu semakin melengkapi keberadaan tenaga bantuan pastoral untuk Keuskupan Tanjung Selor.

Sebelumnya, keuskupan juga telah menerima bantuan tenaga pastoral dari Keuskupan Atambua, Timor, NTT. Jumlahnya tiga orang imam diosesan.

Dua misionaris bantuan dari Kongregasi MSF Propinsi Kalimantan adalah penulis – Romo Yoseph Pati Mudaj MSF dan Br. Melkisedek Demu Raja MSF. Keduanya tiba di Keuskupan Tanjung Selor sejak Senin 27 Juni 2022.

Sedangkan Keuskupan Atambua telah mengirim tiga imam diosesannya yakni Romo Yohanes Meak Pr, Romo Yopitus Luan Nahak Pr, dan Romo Yuvenalis Lake Pr.

Rombongan ini telah tiba terlebih dahulu di Tanjung Selor tanggal 21 uni 2022.

Belajar dari Amos

Uskup Keuskupan Tanjung Selor Mgr. Paulinus Yan Olla MSF dalam homili misa penerimaan menegaskan bahwa tugas pengutusan para misionaris ini pertama-tama merupakan inisiatif dari Tuhan sendiri; bukan keinginan pribadi.

“Inti pengutusan misioner kita adalah melaksanakan kehendak Tuhan. Pengutusan itu bukan keinginan pribadi. Seseorang tidak pernah memanggil dan mengutus dirinya sendiri, tetapi pengutusan itu berasal dari Tuhan.

Itulah sebabnya, pengutusan kadang tidak sesuai dengan keinginan pribadi kita,” ucap uskup kelahiran Eban di Timor, NTT, Juni 1963 ini.

Tidak pernah direncanakan

Lebih lanjut, Mgr. Paulinus mengambil inspirasi dari Nabi Amos dalam Bacaan Pertama misa harian tersebut.

“Nabi Amos hanyalah seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tidak pernah dibayangkan olehnya menjadi seorang nabi atau pewarta di hadapan raja dan keluarganya.

Amos menerima pengutusan ini sebagai karya Tuhan untuk menyuarakan kebenaran. Ia tidak gentar, meski harus bentrok dengan raja dan petugas kenisah. Kita belajar dari nabi ini,” tegas uskup yang menerima Tahbisan Episkopalnya sebagai prelatus Keuskupan Tanjung Selor, Mei 2018 ini.

Pengutusan misioner kita, lanjut bapak uskup, menghadapkan kita pada situasi konkret yang mungkin tidak pernah kita rencanakan. Atau tidak sesuai dengan keinginan kita. Tetapi menjadi bagian dari tugas pengutusan.

“Tugas kita adalah mewartakan kebenaran. Karena itu, berusahalah untuk mengenal dan memahami situasi dan budaya setempat,” harap uskup.

“Pentingnya menerima para misionaris di dalam Perayaan Ekaristi bernuansa Dayak ini tidak hanya urusan teologis semata. Tetapi juga untuk menetralisir pengalaman mereka yang lama sebelum memasuki medan pengutusan yang baru,” tandas alumnus program doktoral Teologi Spiritual di Istituto di Spiritualità Teresianum, Roma, Italia, tahun 2004 ini.

Tiga imam diosesan Keuskupan Atambua yang kini diutus berkarya di Keuskupan Tanjung Selor.

Sejauh Tuhan memanggil

Dalam syeringnya, Bruder Melkisedek MSF mengungkapkan kegembiraan dan sukacitanya. Saat ia diberitahu Romo Doni Tupen MSF selaku Provinsial MSF Provinsi Kalimantan akan pengutusan baru menjadi misionaris di wilayah reksa pastoral Keuskupan Tanjung Selor.

Ia menyanggupi tugas baru tersebut, karena sebagai misionaris, kapan dan di mana pun diutus, kata dia, “Maka, kita harus sanggup.”

Tidak terbayangkan olehnya mendapat pengutusan ini. Namun Br. Melkisedek MSF meyakini, inilah kehendak Tuhan.

“Tuhan punya rencana bagi saya. Seperti Nabi Amos, saya mendapat tugas yang tidak ada dalam bayangan saya,” ujarnya.

Bruder Melki sebelumnya bertugas di Paroki Ainan, Keuskupan Atambua, Timor, Propinsi NTT. Kini ia menggantikan Br. Albertus Sigit Pramana MSF untuk mengatur rumahtangga Keuskupan Tanjung Selor.

Penulis, Romo Yoseph Pati Mudaj MSF dalam syeringnya mengatakan, tugas pengutusan misioner merupakan sebuah jalan hidup.

Menurut penulis, Pater Pendiri Kongregasi MSF sudah meletakkan dasar pengutusan di dalam Konstitusi untuk diutus ke tempat yang jauh; sejauh Tuhan memanggil.

Tempat ‘jauh’ yang dimaksudkan adalah tidak hanya menunjuk letak geografis. Tetapi jauh dalam artian diutus menyapa mereka yang jauh dari Tuhan.

“Saya menerima tugas pengutusan ini dengan kesadaran akan tanggungjawab misioner untuk mewartakan kasih Allah kapan dan di mana pun.

Konstitusi Kongregasi telah memberi arah dan dasar yang jelas, sehingga tidak ada alasan untuk menolak,” ungkap penulis.

Dua misionaris MSF dan dua tenaga lokal Keuskupan Tanjung Selor.

Keuskupan Tanjung Selor selama ini menjadi medan pelayanan MSF Propinsi Jawa. Maka, kehadiran dua misionaris MSF Provinsi Kalimantan ini menjadi sebuah awal bagi MSF Kalimantan untuk memulai kembali pengutusan di Keuskupan ini.

Dilakukan sambil menunggu hasil keputusan Kapitel MSF Kalimantan yang akan datang.

“Ini adalah misi darurat. Kami tergerak menanggapi kebutuhan tenaga pastoral di Keuskupan Tanjung Selor,” tandas putera asal dari Lembata, Flores, kelahiran tahun 1982 ini.

Secepatnya harus bisa beradaptasi

Menjadi misionaris adalah sebuah pengalaman yang menarik dan menantang bagi para imam Diosesan Atambua. Mereka meninggalkan medan keusukupan dan memberi diri sebagai misionaris di wilayah Keuskupan Tanjung Selor

“Ini adalah tugas pengutusan yang menarik. Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk melayani umat di sini. Saya ingin belajar budaya dan metode pastoral yang baru,” ujar Romo Yohanes Meak Pr.

Bagi Romo Yuvenalis Lake Pr, situasi dan medan karya di Keuskupan ini menantang. Meski baru sepintas ia mengenal keuskupan ini, tetapi ia merasa ada tantangan dalam karya pengutusan.

Ada banyak hal yang harus di hadapi dan membutuhkan totalitas dalam pelayanan.

Menanggapi situasi ini, Romo Yopitus Luan Pr ingin cepat bisa masuk dan merasakan apa yang dirasakan umat, memahami perjuangan dan pergulatan umat.

Sudut pandang lama harus dibah dengan situasi konkrit yang dihadapi.

“Memang perlu waktu untuk beradaptasi. Namun yang terpenting bagi saya adalah berusaha memasuki, memahami dan menghargai budaya setempat sebagai medan pelayanan saya nanti” kisahnya.

Sambil menunggu upacara pelantikan dan serah terima tugas yang baru, para misionaris kiriman Keuskupan Atambua dan MSF Provinsi Kalimantan ini melakukan orientasi. Terhadap situasi keuskupan pada umumnya maupun medan atau bidang karya yang akan menjadi tugas perutusan nanti.

Imam diosesan Keuskupan Tanjung Selor Romo Saverius Mandut Pr syering pengalamannya saat studi di Roma.

Dua mahasiswa dari Roma

Dalam perayaan ini, Keuskupan Tanjung Selor juga menerima kembali kedatangan dua mahasiswa kiriman keuskupan yang baru saja menyelesaikan tugas belajarnya di Roma.

Mereka adalah Romo Saverius Mandut Pr dan Fr. Benidiktus Paulus Pr.

  • Romo Saver Pr baru saja menyelesaikan tugas studi licensiat Hukum Gereja di Universitas Urbanianum Roma, tahun 2019-2022.
  • Sedangkan Fr. Benidiktus menyelesaikan bakaloreat teologi di universitas sama, tahun 2019-2022.
Uskup Mgr. Yan Olla bersama dua misionaris bantuan MSF Provinsi Kalimantan dan menerima kembali kedatangan dua mahasiswa dari Roma: Romo Saverius Mandut Pr dan Fr. Benidiktus Paulus Pr.

Selanjutnya, Pastor Saver Pr akan mendapat tugas untuk mengurus Tribunal Keuskupan. Sedangkan, Frater Beni kini tengah mempersiapkan diri untuk sebentar lagi menerima tahbisan diakonat dan Sakramen Imamat.

Selamat bertugas untuk para misionaris dan tenaga imam lainnya di Keuskupan Tanjung Selor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here