PADA bagian keenam dari testamen ini, aku menambah catatan tentang kegiatan pengajaran. Masa sekarang ini dibutuhkan guru-guru yang dengan semangat berkobar, kesetiaan tak tergoyahkan, aktif mewartakan iman Katolik. Juga menekankan ajaran sehat. Karena, kita hidup di masa di mana orang tidak mau menerima ajaran sehat, tetapi hanya mau memuaskan keinginan telinganya.
- Aku bersyukur dipanggil di bawah para pengajar Serikat kita dan tidak membiarkanku menjadi seorang “anjing bisu.”
- Aku telah merasakan rahmat-Nya saat remaja, karena kecenderungan suka berkawan hanya dengan orang-orang terpelajar, saleh. Serikat juga telah menanamkan sabda Allah padaku.
Hal itu terjadi selagi masa kanak-kanak di kota asalku. Demikian pula di Cologne dan Oisterwijk, sebuah wilayah yang terkenal di Brabant, Negeri Belanda. Aku bersyukur pada Allah karena didampingi oleh para teolog terkemuka dan ilmuwan terpercaya.
Berkat pendampingan Allah, aku menaburkan benih-benih sabda di Munich, Ingolstadt, dan Landsberg. Dia mendampingiku juga di Austria di mana banyak orang mendengarkan khotbahku.
Di samping itu, aku memenuhi pelayanan sebagai pengajar iman Katolik di Cologne, Würzburg, Ellwangen, Dillingen, Innsbruck, tetapi juga di Strassburg, Worms, Regensburg, sekitar Praha, Hall di Tirol, Schwaz, Freiburg di Üchtland dan sekitar Nijmegen.
Aku berharap bahwa semua itu menjadi bukti pada Kristus, sebab Dia telah memanggilku, untuk menjalankan tugas mulia mewartakan Injil. Dan aku setia melaksanakannya selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Selama berkarya di dalam Serikat, lebih dari 50 tahun, aku senantiasa ingin melayani sabda Allah; baik bagi kawan maupun lawan. Dengan pelayanan ini, aku berhasrat memberi pertanggungjawaban secara terbuka tentang kebenaran imanku di mana aku menyerahkan keberhasilan menjala ikan.
Hal itulah yang menjadi kekuatan dalam mewartakan Injil dan membawa ke padang domba-domba pilihan Allah. Sementara itu, haruslah dijauhkan keinginanku dihormati atas usaha yang baik dan benar. Bukannya hormat pada Tuhan, Sang Empunya Panenan.
Akhirnya dari kedalaman hati, aku memohon kepada Allah. Semoga Dia senantiasa mengobarkan dan menyalakan cahaya-Nya di dalam diriku dan dalam para pengajar iman Katolik lainnya.
Semoga Dia mendorong semua yang menjalankan kuasa pengajaran Gereja. Untuk mengupayakan agar mereka memandang segala berasal dan menjadi milik Kristus.
Karena itu, mereka tersulut oleh semangat pantang menyerah akan jiwa-jiwa. Sehingga dalam perkataan, tingkah laku, iman, kasih dan kesucian mereka dapat dijadikan teladan oleh kaum beriman. (Berlanjut)