“TAK kenal maka tak sayang”. Ungkapan itu juga berlaku bagi mereka yang tidak tahu atau tidak pernah bersentuhan dengan orang-orang yang bermasalah dengan narkoba, terutama yang sedang menjalani pemulihan di Panti Rehabilitasi.
Ada bermacam-macam persepsi orang mengenai Panti Rehabilitasi Narkoba. Ada yang membayangkan seperti penjara, rumah sakit, dengan orang-orang yang menyeramkan, dan sebagainya.
Setelah mengenal lebih dekat, pandangan orang tersebut biasanya akan berubah.
Para frater SSCC
Hal itulah yang dialami oleh lima orang frater Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC) yang menjalani kegiatan live in di Panti Rehabilitasi NAPZA milik Yayasan Sekar Mawar – Keuskupan Bandung.
Mereka tinggal di Panti selama kurang lebih tiga pekan lamanya, dari tanggal 10–30 Juli 2019. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka Pengabdian Sosial yang juga sebagai syarat dalam memperoleh gelar S-1 pada Program Studi Ilmu Teologi, Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kegiatan live in dijalani dengan mengikuti seluruh aktivitas harian yang sudah terjadwal di Panti, mulai hari Senin s.d. Minggu, dari pagi hingga malam hari. Melalui aktivitas harian serta interaksi dengan para penghuni (residen), mereka merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh mereka yang sedang menjalani pemulihan di Panti Rehabilitasi tersebut.
Para frater itu dapat merasakan adanya solidaritas yang tinggi, persaudaraan yang kuat, serta kehangatan dalam keluarga.
Mengapa bisa demikian?
Pertanyaan itu sempat terlontar dari salah satu frater setelah beberapa hari tinggal di komunitas terapi tersebut. Ia kemudian membandingkan dengan situasi di komunitas tempat tinggalnya saat ini.
Therapeutic Community
Komunitas Therapy (Therapeutic Community) adalah sebuah komunitas yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai masalah yang sama yaitu masalah narkoba. Mereka sama-sama terpuruk, sama-sama merasakan akibat dari penyalahgunaan narkoba. Mereka juga sama-sama berjuang dalam pemulihan, saling tolong menolong, untuk bisa berubah dan keluar dari permasalahan tersebut.
Karena kesamaan nasib itulah yang membuat jalinan persaudaraan dan kebersamaan diantara mereka terasa semakin kuat.
Para Frater SSCC ini mengikuti berbagai sesi dalam kegiatan pemulihan seperti : group-group terapi, seminar, olahraga, kegiatan vokasional, probe, hingga family outing atau kegiatan rekreasional.
Mereka juga melakukan pendampingan dalam kegiatan spiritual seperti doa bersama, pendalaman iman, ibadat, dll. Kegiatan spiritual menjadi bagian penting dalam program pemulihan Therapeutic Community ini.
Kebersamaan, solidaritas, dan rasa persaudaraan memang akan mendatangkan sebuah kekuatan.
Kekuatan itulah yang dipakai dalam menjalani terapi pemulihan bagi orang-orang yang bermasalah dengan narkoba.
Sesuai dengan mottonya “Man helping man to help himself”, mereka saling tolong menolong untuk mencapai kepulihan.
Dengan menolong orang lain ia juga sekaligus menolong dirinya sendiri.
- Anastasia C.
- Yayasan Sekar Mawar – Keuskupan Bandung
- Rehabilitasi Sosial NAPZA – Therapeutic Community
Terrima kasih dari kami untuk semua anggota Komunitas Yayasan Sekar Mawar…..atas segala kebaikan dan kesempatan berharga untuk kami serta kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk belajar. Banyak hal telah kami belajar dan kami lebih banyak menerima daripada memberi. Semoga Fakultas Kehidupan ini tetap berkembang dan setia membantu setiap orang yang merasa diabaikan dan tidak dicintai untuk benar -benar bebas dan normal dalam menjadi diri sendiri dan mencintai sesama. #SekarMawarHangtough# Salam dua hati dari kami para Frater SSCC.
semoga bisa menjadi bahan refleksi teologi harapan