![Lukisan Romo Yuli Ketapang 4](https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2018/09/Lukisan-Romo-Yuli-Ketapang-4.jpg)
ORANG banyak dan murid-murid.
Injil hari memberikan gambaran tentang “orang banyak” yang mengikuti Yesus: “Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”
Popularitas Yesus meningkat. Rasanya situasi ini bisa digunakan untuk memenangkan hati kerumunan orang banyak itu dengan janji kesejahteraan.
Namun, Yesus tidak bertindak seperti seorang politisi. Ini bukan tentang memenangkan suara, tetapi tentang memenangkan jiwa dengan pesan keselamatan.
Ini bukan tentang janji kosong, tapi tentang janji pemenuhan kekal bagi mereka yang mengikuti-Nya. Dia memanggil kita untuk menjadi salah satu dari beberapa murid-Nya yang setia, yang menganggap semua hal sebagai sampah untuk mencapai Kristus.
Kebencian dan cinta
St. Yohanes menulis bahwa “Allah adalah kasih.” Yesus sendiri memberi tahu kita bahwa perintah terbesar adalah mengasihi Allah di atas segalanya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Lalu mengapa Yesus meminta kita untuk “membenci” begitu banyak orang dan hal-hal yang menyenangkan?
Mungkin ungkapan yang lebih baik adalah “meninggalkan.” Yesus meminta saya untuk hanya mencintai Dia: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:27
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Semua cinta lainnya datang saat dan setelah melayani cinta tertinggi ini. Adakah sesuatu atau seseorang yang bersaing dengan Tuhan untuk tempat pertama dalam hidup kita?
Memilih salib
Jika pesan Yesus tidak dilunakkan, itu adalah pesan yang sulit. Membawa salib seseorang, memikul sarana penyiksaan dan kematian adalah sama dengan bekerja sama dalam kematian seseorang.
Itulah yang Kristus minta agar kita “duduk dan memutuskan” jika kita mau melakukannya.
Ini adalah syarat untuk menjadi murid-Nya dan untuk mencapai akhir hidup sebagai teman yang setia dan pengikut Tuhan: Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Menjadi murid Kristus bukanlah keputusan setengah hati, meskipun ada banyak yang mencoba ini. Ketika kita memilih untuk mengikuti-Nya, keputusan itu harus “all in dan all out”.
Dia adalah Allah yang menuntut dalam arti bahwa Dia menginginkan segalanya dari kita. Tetapi tuntutan dari pihak Tuhan ini sepenuhnya untuk kebaikan kita sendiri. Dia menuntut kita mempertimbangkan ajakannya dan membuat komitmen penuh, bukan setengah hati.
Tautan videonya di sini: