Bacaan 1: Bil 21:4-9
Injil: Yoh 8:21-30
Negara Indonesia terdiri dari ribuan suku, sehingga memiliki ribuan adat istiadat yang kadang berbeda satu dengan yang lainnya. Ketika seseorang datang ke tempat yang lain maka akan ada interaksi budaya satu sama lain.
Gampang-gampang susah untuk bisa melebur dalam budaya setempat. Sehingga perbedaan budaya kadang bisa membuat gesekan satu dengan yang lainnya. Di satu sisi ada ketidakpahaman namun di pihak lain bisa terjadi penolakan.
Kedatangan Tuhan Yesus di dunia terutama di bumi Yahudi menimbulkan masalah budaya dan adat istiadat Yahudi. Banyak ulama Yahudi yang menganggap Yesus mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan tradisi serta Hukum Taurat yang mereka anut.
Kepopuleran Yesus dengan berbagai macam mukjizat yang dilakukannya, juga mengancam status mereka selaku pemimpin agama.
Namun demikian bagi mereka yang percaya, secara tulus ingin mengenal-Nya lebih jauh.
Dalam sebuah dialog di Bait Allah, Tuhan Yesus menjelaskan dari mana asal-usul-Nya.
“Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.”
Secara tegas Tuhan Yesus mengatakan dari mana asal-Nya, yaitu dari surga, dimana disana hanya ada orang beriman. Orang yang tidak beriman bukan disitu tempatnya, maka Ia mengatakan,
“ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.”
Orang yang tidak percaya kepada-Nya sudah pasti akan mendapat ganjaran hukuman dari Allah. Hal ini juga tercermin dalam kisah perjalanan bangsa Israel saat keluar dari Mesir. Berkali-kali mereka mempertanyakan tujuan Allah membawa mereka keluar dari Mesir yang melelahkan, seolah tidak percaya dan tidak ada rasa syukur.
Lewat pagutan ular tedung, Allah menghukum mereka.
Siapa yang tidak percaya pasti binasa (kekal) dan tidak bisa hidup di “Tanah Terjanji”. Namun bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya, Ia selalu membuka tangan-Nya.
Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Pesan hari ini
Siapa saja yang memandang salib Yesus dan percaya maka jiwanya tetap hidup selamanya serta boleh pergi ke tempat dimana Dia berada.
Yesus memang bukan “akamsi” (anak kampung sini).
“Satu pertemuan dengan Yesus Kristus sudah cukup untuk mengubahmu, secara instan, selamanya.”