Sabtu, 02 Desember 2023
- Dan. 7:15-27.
- MT Dan. 3:82-87.
- Luk 21:34-36.
“JANGAN mudah terlena saat kamu dipuji, pujian adalah ujian bagi manusia”.
Dianggap baik, dibilang cantik atau pun tampan, disanjung pintar dan sebagainya adalah pujian yang sangat dinantikan dari orang lain.
Kita yang sudah berusaha keras dalam bekerja, kita yang sudah berjuang hingga batasnya dalam berusaha tentu ingin diakui oleh orang lain. Tidak, hal ini tidaklah salah. Diakui bahwa pujian adalah salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Namun tidak semua pujian memberikan kebaikan bagi kita. Beberapa orang akan menahan diri saat dipuji. Bukan tidak senang hanya karena tidak ingin terlena lebih dalam.
Dipuji memang membuat manusia bahagia hingga melayang dan mengunggulkan dirinya sendiri. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa mereka sudah menjadi manusia paling baik saat dipuji. Sehingga lupa jika sebagai manusia biasa kapan saja bisa melakukan kesalahan.
Jika dipuji sudah membuat kita melayang dan merasa paling baik, maka coba lihat sekeliling kita lagi. Di luar sana pasti banyak yang jauh lebih baik dari kita, Ada yang jauh lebih cerdas, cantik-tampan, dan segalanya.
Jika dipuji sekali membuat kita sombong dan enggan melihat ke bawah. Maka akan sulit bagi kita mencari celah untuk meningkatkan kualitas diri kita sendiri.
“Pujian itu seperti minuman beralkohol,” kata seorang bapak. “Kebanyakan pujian bisa mamabokkan,” lanjutnya.
“Seakan diri kita ini paling hebat dan paling sempurna hingga semua orang harus ikut kemauan kita,” ujarnya.
“Lupa bahwa di atas langit masih ada langit,” jelasnya. “Bahwa masih ada orang yang lebih baik dan lebih hebat daripada diri ini,” imbuhnya.
“Alangkah bahayanya jika orang bertindak di luar batas kesadaran (sepeti orang mabuk) tidak terkendali perilaku dan omongannya,” paparnya.
“Menjadi bencana, jika seorang pemimpin bagai orang mabuk yang lupa akan janji dan amanat dari rakyat yang mencintainya,” sambungnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi i dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”
Tuhan juga memberikan sebuah perintah yang urgen, yaitu menjaga diri sebagai orang percaya. Jangan sampai kita terkena dengan kuasa dan kekayaan serta puja puji dunia ini.
Godaan untuk merasa paling habat dan paling benar kadang lebih gampang merasuk dalam diri hingga menjadi sombong dan keras kepala daripada godaan kejahatan lainnya.
Tindakan menjaga diri adalah sebuah tindakan yang harus segera dilakukan, dan selalu dilakukan sampai kedatangan Kristus kembali.
Tuhan Yesus meminta setiap kita mengalihkan pikiran dan perhatian terus-menerus dari hal-hal duniawi kepada hal-hal sorgawi. Dari kesenangan dunia yang penuh dengan hawa nafsu dan dosa, kepada mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku tetap rendah hati manakala datang pujian kepada diriku?