Makam Bukti Kehidupan

0
747 views
Ilustrasi. (Mathias Hariyadi)
  • Kel. 14:15-15:1.
  • Mzm. Kel.15:1-2.3-4.5-6.17-18.
  • Rm. 6:3-11.
  • Mrk. 16:1-7

SERING kita melihat orang pergi ke kubur pada hari-hari tertentu.

Misalnya, pada saat hari raya atau sebelum hari raya. Ada yang pergi untuk berdoa.

Ada yang pergi sekedar untuk membersihkan dan menghias kuburan dengan kembang, atau untuk membangkitkan kembali kenangan yang pernah dialami bersama.

“Waktu kecil, saya sering kali diajak bapak mengujungi makam leluhur, di pemakaman umum,” kata seorang sahabat.

“Karena leluhur dari bapak dan ibu banyak, maka tidak hanya satu makam yang kami kunjungi, namun bisa beberapa makam yang berada di pemakaman umum, bahkan ada makam eyang yang ada di Solo, yang jaraknya cukup jauh dari rumah saya,” lanjutnya.

“Yang selalu membuat saya kagum adalah bapak ingat letak makam itu di antara ratusan nisan yang hampir sama,” ujarnya.

“Sampai di makam itu, biasanya bapa memimpin pembersihan makam, cabut rumput sekitar makam, ambil sampah yang besar, menyapu. Kemudian bapak akan memimpin kami berdoa, mendoakan leluhur yang dimakamkan di makam tersebut,” kisahnya.

“Setelah doa baru kemudian acara tabur bunga dan setelah itu bapak akan bercerita tentang leluhur yang kami ziarahi,” sambungnya.

“Semua makam yang dikunjungi selalu punya kisah, dan bapak selalu mengarisbawahi kebaiakan dan keutumaan hidup mereka,” katanya.

“Bapak selalu cerita tentang kebaikan mereka, tidak ada kisah yang kurang baik dari para leluhur,” kata sahabat itu.

“Saya hanya tahu dan mengingat kebaikan mereka, maka saya selalu datang berdoa bagi mereka, mereka yang membuatku selalu ingin mengenang mereka, bukan mereka yang minta aku kenang,” tandas bapak.

“Lebih baik dan lebih membahagiakan mengenang dan menyampaikan kebaikan orang yang kita cintai daripada mengingat ketidakbaikan seseorang,” katanya lagi.

“Maka setiap kali ziarah ke makam, hati ini tidak dikuasi oleh kesedihan, dan kenangan negatif dari leluhur namun karena dorongan kasih dan cinta serta syukur atas semua bentuk kasih dan cinta yang pernah kami terima,” ujarnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.

Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?”

Dalam hidup ini, terkadang kita merasa berat untuk memberitakan tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kepada orang lain.

Seolah ada batu besar dan berat yang menindih hidup dan menghalangi langkah serta jalan kita. Batu besar dan berat juga menutup pintu hati dan pikiran kita sehingga membuat kita tidak mampu memikirkan dan mempertimbangkan hal-hal yang baik dan berguna, yang membahagiakan bagi orang lain.

Berita Paska bagi kita hari ini bahwa Tuhan Yesus sudah bang kit dan hidup. Ia akan mendahului kita dalam semua jalan yang kita tempuh dan di dalam segala hal yang kita lakukan.

Dia juga akan menggeser batu berat yang menuntup pintu hati, yang menindih hidup dan menghalangi jalan kita. Sehingga kita akan terus memberitakan­Nya dengan sukacita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah imanku bertumbuh dengan benar?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here