Puncta 11.09.23
Senin Biasa XXIII
Lukas 6: 6-11
KUMBAKARNA menghadapi dilema atau pilihan yang sulit. Sebagai adik, ia harus membela kakaknya, Rahwana.
Tetapi Rahwana jahat, menculik Sinta, isteri Rama. Ia membenarkan tindakan Rama menyerang Alengka untuk merebut kembali isterinya kendati negaranya luluh lantak.
Ia dimarahi oleh Rahwana. Karena dilema yang sulit itu, ia tidak mau ikut campur dan melakukan tapa tidur.
Sedangkan Gunawan Wibisana, adiknya yang bungsu, dengan tegas menyalahkan Rahwana dan keluar dari Alengka untuk membela Rama.
Gunawan yakin Rama berada di pihak yang benar. Rahwana berada di pihak yang salah karena merebut isteri orang lain. Ia membelot dan membela musuh negaranya.
Dilema dapat dimaknai sebagai situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yang sulit dan membingungkan.
Ibarat makan buah simalakama. Jika dimakan, ibu mati. Jika tidak dimakan ayah yang mati.
Dilema dapat terjadi dalam semua aspek kehidupan manusia, misalnya asmara, keluarga, persahabatan, minat, pekerjaan, jodoh dan lain-lainnya yang semuanya menyebabkan seseorang sulit mengambil keputusan.
Yesus juga dihadapkan pada situasi yang dilematis. Orang-orang Farisi tahu kondisi itu. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Yesus melakukan pilihan yang keliru sehingga mereka dapat menyalahkan-Nya.
Di rumah ibadat itu ada orang yang mati tangan kanannya. Tetapi hari itu adalah hari Sabat. Menurut aturan Yahudi, orang tidak boleh melakukan pekerjaan pada hari Sabat.
Yesus dihadapkan pada dilema. Menyembuhkan orang tetapi melanggar aturan Sabat atau mengikuti aturan tetapi membiarkan orang itu tetap sakit.
Motivasi atau pikiran orang Farisi sudah jahat; ingin menjatuhkan Yesus dan mempersalahkan-Nya. Yesus mengajak audiens untuk berpikir, menimbang-nimbang, membuat discerment.
Dia bertanya, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?”
Kaum Farisi itu harus memikirkan jawabannya sendiri. Yesus mengajarkan kita bahwa keselamatan orang harus diutamakan daripada taat pada aturan namun mengakibatkan orang tidak selamat.
Jika anda menghadapi situasi dilematis, apa yang menjadi dasar pijakan moralnya sehingga anda memilih sebuah keputusan yang sulit?
Naik mobil melewati kebun-kebun sawit,
Cuaca panas karena banyak kebakaran hutan.
Jika kita menghadapi situasi sangat sulit,
Keselamatan jiwalah yang harus diutamakan.
Cawas, keselamatan manusia lebih utama…