Makna Tahta Santo Petrus

0
1,045 views
Yesus dan Petrus by the Pint, Pipe and the Keys.

MAU dibuat dari bahan semahal apa pun dan diukir seindah apa pun, fungsi utama dari kursi sama: untuk duduk. Itulah tahta.

Mereka yang berhasil duduk di atas tahta memiliki kedudukan yang amat istimewa. Bisa berarti sangat berkuasa, kaya atau berwibawa.

Karena tahta itu memberikan pelbagai previlese, fasilitas, dan kehormatan, banyak orang memperebutkannya. Riuhnya kampanye pemilihan umum presiden menjadi contoh yang menegaskannya.

Dalam Gereja Katolik pun ada tahta. Namanya tahta Santo Petrus.

Yesus bersabda, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” (Mat 16: 18-19).

Kedudukan itu menggiurkan untuk para murid yang lain, karena mereka pernah bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka (Luk 22:24; Mrk 9:34).

Waktu itulah Yesus menegaskan bahwa barangsiapa ingin menjadi terbesar hendaklah menjadi pelayan. (Mrk 9:35; Mat 6: 26-27).

Jadi, kedudukan adalah fasilitas untuk melayani. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin besar dan luas pelayanannya. Kedudukan itu bukan sumber mengeruk keuntungan.

Semangat itu benar-benar dihayati oleh Santo Petrus sebagai penatua. Karena itu dia menasihati penatua lain.

“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.” (1 Ptr 5: 2).

Tahta Santo Petrus yang diduduki Paus itu kursi pelayanan. Maka, Paus itu disebut pelayan dari semua pelayan.

Sebutan ini menegaskan kerendahan hati sebagai syarat yang perlu dimiliki para pemimpin.

Selasa, 22 Februari 2022
Pesta Tahta Santo Petrus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here