AKHIR-akhir ini saat waktu senggang, saya meng ‘klik’ YouTube KATKIT (Kateketik Sedikit). Terkadang saya lakukan juga, ketika sambil bekerja mengerjakan formasi tataletak atau mengedit gambar dan foto.
Saya termasuk salah satu dari ribuan fans Romo Istimoer Bayu Ajie Pr.
Romo Bayu, sapaan akrabnya, sering mengisi YouTube KATKIT itu. Dengan melihat dan mendengarkan YouTube KATKIT sungguh menambah wawasan dan iman saya sebagai pengikut Yesus Kristus.
Romo mistis
Romo Bayu adalah salah satu dari sepuluh pastor youtuber yang dikenal di Indonesia. Ia dikenal sebagai pastor youtuber berbau mistis. Dengan semangat Romo Bayu menjelaskan paparannya dengan bahasa “Jepang” aliasjelas dan gampang.
Terkadang Romo Bayu juga meminta kepada para pemirsa untuk sedikit naik kelas. Maka, dipakainya bahasa teologi.
Tak pernah membosankan ‘ngilmu’ darinya. Sistimatis.
Pertanyaan umat yang diajukan kepadanya menjadi bahan tayangannya. Tentang rute orang meninggal, apakah setan itu sungguh ada, malaikat, purgatorium, kremasi, perdukunan, terawang, dll.
Yang semua itu ia jelaskan dari sudut pandang Gereja Katolik.
Ada salah satu paparan YouTube-nya yang sangat mengesan bagi saya.
Malaikat Santo Mikael
Romo Bayu bercerita tentang Malaikat Agung St. Mikael. Malaikat pelindung. Di akhir paparannya, ia meminta pemirsa untuk menghafal rumusan doanya.
Dengan menghafal rumusan doa itu, kita dapat mendoakan di mana saja dan kapan saja. Secara khusus, setelah kita mengikuti Perayaan Ekaristi, begitu pintanya.
Rumusan doa itu juga dapat digunakan untuk pengusiran roh-roh jahat. Ia juga meminta agar Doa Malaikat Agung Mikael ini diwartakan kepada banyak orang.
Ketenangan batin
Menarik.
Bergegas saya mencari rumusan doa itu di internet. Mengetiknya. Mendoakannya. Menghafalnya. Saya ingin agar dapat mendoakannya di mana pun saya berada.
Hari pertama. Hari kedua. Begitu seterusnya.
Ternyata ada sesuatu yang terjadi dalam diriku. Ketenangan batin.
Selain itu, ada satu peristiwa iman yang kudapat, padahal aku tak pernah memintanya. Yakni, ketika saya tidur.
Kelumpuhan tidur
Sejak kecil saat tidur malam saya sering mengalami ‘tindihan.’ Bahasa medisnya, sleep paralysis. Kelumpuhan tidur.
Saat tidur kita mendapati diri kita tidak mampu bergerak. Tak mampu bangun. Tak mampu bersuara. Bisa juga ditambah seperti melihat sesosok bayangan hitam berdiri di samping bed tidur.
Rasanya setengah mati mau bangun, tetapi tidak bisa. Saat itu saya berdoa Bapa Kami berkali-kali sambil berusaha bangun.
Mungkin bila ada orang lain yang mendengar, seperti mengerang atau teriak-teriak. Dan kalau sudah bisa bangun, kepala terasa pusing.
Ini terkadang membuat saya takut untuk tidur. Takut tindihan. Dan itu bisa terjadi dua kali dalam satu malam. Saya mengira ada sumber air yang kuat di kamar saya.
Maka saya menaruh beberapa besi kumparan di bawah tempat tidur sebagai penangkal.
Alhasil, tindihan berkurang, meski kadang masih terjadi.
Penjaga setia
Setiap hari, khususnya pukul 15.00 saya berdoa Malaikat Agung Santo Mikael. Sampai saat saya menulis artikel ini, saya tidak pernah mengalami tindihan lagi.
Tidur saya begitu nyenyak dan tenang. Saya sangat bersyukur untuk itu.
Semoga ini berlangsung terus.
Satu pengalaman iman yang sangat berharga bagi hidup saya. Meski hanya soal tidur. Namun, saya percaya tidak hanya waktu tidur.
Ia penjaga, bodyguard 24 jam. Tanpa pernah lengah dan lelah.