USKUP baru untuk Keuskupan Agung Hong Kong terpilih sudah. Vatikan resmi telah menunjuk Pastor Stephen Chow Sau Yan SJ sebagai Uskup Terpilih Keuskupan Hong Kong.
Pengumuman resmi Vatikan atas penunjukan Pastor Stephen Chow Sau Yan SJ dirilis hari Senin siang tanggal 17 Mei 2021.
Uskup Terpilih Keuskupan Agung Hong Kong ini adalah mantan provinsial Ordo Serikat Jesus (Jesuit) Provinsi China yang meliputi Hong Kong, Macao, Taiwan, dan Tiongkok.
Demikian rilis berita yang dilansir oleh Kantor Berita AsiaNews berpusat di Roma Senin petang ini.
Disambut positif
Penunjukan Mgr. Stephen Chow menjadi Uskup Terpilih Keuskupan Hong Kong disambut positif oleh kedua belah “pihak” baik Vatikan dan masyarakat Katolik di Hong Kong dan komunitas-komunitas Katolik di wilayah tersebut.
Sebelumnya, muncul kandidat lain yang juga layak diangkat menjadi Uskup yakni Mgr. Joseph Ha, seorang imam Fransiskan yang ditengarai punya hubungan dekat dengan kelompok demonstran.
Lainnya adalah Pastor Peter Choy, seorang ilmuwan yang dianggap punya hubungan dekat dengan Tiongkok.
Namun, Tahta Suci akhirnya memilih Pastor Stephen Chow yang kurang lebih dianggap “netral”.
Apalagi, demikian menurut sumber-sumber di kalangan Umat Katolik Hong Kong, Mgr. Stephen Chow dikenal sebagai pribadi yang “pendiam” dengan minat kuat akan dunia pendidikan.
300-an sekolah Katolik di Hong Kong
Pendidikan menjadi topik hangat di Hong Kong sejak dua tahun terakhir ini. Lantaran aksi-aksi demo itu terjadi karena model “[pendidikan” yang menyuguhkan konsep-konsep demokrasi.
Sehingga para mahasiswa kemudian termotivasi melakukan aksi demo besar-besaran lantaran gagasan ideal tentang demokrasi modern.
Ada sedikitnya 300-an sekolah Katolik bertebaran di Hong Kong.
Sebagai Provinsial Jesuit untuk wilayah China –termasuk Hong Kong- Mgr. Chow mengalami situasi pelik dan sulit, ketika Serikat Jesus Provinsi China waktu itu tengah berusaha membanngun sebuah lembaga pendidikan tinggi di Hong Kong.
Apalagi, rencana pembangunan universitas Katolik besutan Jesuit itu dulu mau dibangun di areal bekas sebuah kamp militer di Fanling.
Kisah ini terjadi tahun 2011 silam.
Penguasa Hong Kong waktu itu adalah Mr. Leung Chun-ying yang dianggap sikap politiknya sangat berkiblat pada Beijing. Karena itu, projek besar itu akhirnya “masuk kotak”.
Mr. Leung kemudian malah mengubah status peruntukan lahan itu untuk projek berbeda.
Yang menarik, semasa masih menjabat Provinsial SJ untuk Provinsi China, Mgr. Stephen Chow juga membina hubungan baik dengan Beijing.
Bersama seorang Provinsial Jesuit dari sebuah provinsi di Amerika Serikat, Mgr. Chow menginisiasi program bantuan medis kepada Tiongkok, ketika Negeri Panda ini dihantam badai pandemi Covid-19.
Lahir dan besar di Hong Kong
Mgr. Chow lahir di Hong Kong tanggal 7 Agustus 1959. Bergabung masuk menjadi SJ sebagai Novis tahun 1984, setelah sebelumnya sudah berhasil menyelesaikan studi psikologi sampai tingkat master di University of Minnesota (USA).
Masih dalam statusnya sebagai calon Jesuit di Novisiat SJ, Mgr. Chow berhasil meraih gelar master filsafat dari Milltown Institute in Dublin.
Lebih lanjut, ia memperoleh gelar master bidang pembangunan kelembagaan di Loyola University di Chicago (1993-1995) dan gelar doktor di Harvard University (2000-2006).
Ia menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan menjadi imam Jesuit pada tahun 1994. Dan sejak itu menjadi dosen di University of Hong Kong dan Seminari Roh Kudus milik keuskupan setempat.
Mgr. Chow SJ tinggal di Kolese Wah Yan sebagai tempat residensialnya.
Sumber: www.asianews.it/notizie-it/P.-Stephen-Chow-Sau-yan-è-il-nuovo-vescovo-di-Hong-Kwwong-53164.html
Proficiat Mgr Stephen Chow, SJ…..