Home BERITA Manusia Diciptakan sebagai Vegetarian?

Manusia Diciptakan sebagai Vegetarian?

4
723 views
Ilustrasi - Makanan sayuran. (Ist)

Bacaan 1: Kej 2:4b-9. 15-17
Injil: Mrk 7:14 – 23

SEORANG vegetarian menjalani pola makan dengan hanya mengkonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan seperti gandum, kacang polong, biji-bijian, kacang-kacangan, jamur, ragi, buah-buahan, dan sayuran.

Ada beberapa tipe vegetarian, Lacto-ovo vegetarian, Lacto vegetarian, Ovo vegetarian, ketiganya tidak makan daging namun masih mengkonsumsi produk hewan seperti susu dan telur.

Sedangkan Vegan, merupakan vegetarian yang benar-benar tidak mengkonsumsi semua produk makanan berasal dari hewan, baik daging maupun hasilnya.

Lewat bacaan kemarin dan hari ini, kita disajikan kisah penciptaan. Manusia disediakan makanan dari tanaman biji-bijian dan buah-buahan.

“Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,” demikian sabda-Nya.

Menarik disimak bahwa manusia diciptakan-Nya dari debu dan tanah, sebelum dihembusi nafas-Nya sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Berarti ada hubungan dan saling ketergantungan antara manusia dan tanah.

Tanaman dan pohon pun tumbuh di tanah, sehingga antara manusia, tanaman atau pohon dan tanah saling menghidupi.

Maka Tuhan Allah meminta manusia untuk mengolah tanah dan tanaman agar bertumbuh.

Tuhan Allah juga memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk selalu memiliki pilihan bebas. Apakah mau taat atau tidak taat terhadap aturan-aturan yang dibuat-Nya.

Jika taat untuk tetap hidup di taman Eden dengan makan apa yang ada disitu, maka manusia tetap hidup kekal selamanya karena ada pohon kehidupan.

Namun jika melanggar aturan dengan makan buah pohon pengetahuan, maka manusia tunduk kepada kematian.

Kehendak bebas itu timbul dari dalam hati.

Itulah yang dikritisi oleh Tuhan Yesus, karena orang-orang Yahudi lebih mementingkan aturan makanan haram dan halal.

“Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Tuhan Yesus melalui bacaan ini, memberi stempel halal untuk semua makanan.

Tuhan telah memperbaharui Perjanjian-Nya, bahwa manusia tidak diciptakan hanya sebagai vegetarian.

Sejak zaman Nuh, Allah telah memperbolehkan manusia makan daging. Namun sejak itu pula umur manusia dipatok hanya 120 tahun saja.

Pesan hari ini

Pada awalnya, Allah menciptakan manusia sebagai vegetarian lalu Dia menyatakan bahwa semua makanan 100% halal.

Sebab hanya apa yang keluar dari mulut manusia saja, yang bisa menajiskan seseorang.

“Masa lalu tak mungkin kembali namun kita bisa memulai awal yang baru pada hari ini dan membuat akhir yang indah. Pakailah maskermu dan jaga jarakmu.”

4 COMMENTS

  1. “Tuhan Yesus melalui bacaan ini, memberi stempel halal untuk semua makanan.

    Tuhan telah memperbaharui Perjanjian-Nya, bahwa manusia tidak diciptakan hanya sebagai vegetarian.

    Pada awalnya, Allah menciptakan manusia sebagai vegetarian lalu dia menyatakan bahwa semua makanan 100% halal”.

    Menurut pendapat saya, konklusi penulis tersebut hanya menitikberatkan esensi tentang legalitas konsumsi segala jenis daging.

    Ini tentu saja, tanpa pertimbangan yang seimbang & mendalam mengenai faktor kesehatan, kebersihan & kelestarian lingkungan.

    Apakah dengan adanya sabda tersebut, semua orang Kristen merasa punya legitimasi untuk mengkonsumsi segala sesuatu tanpa batas? Tanpa memperhatikan kesehatan & kelestarian lingkungan? Kita bisa melihat, bahwa pendemi Covid 19 ini dimulai dari kisah konsumsi hewan-hewan eksotis di daerah Wuhan, PRC; walaupun bukan dari daerah mayoritas Nasrani. Dalam catatan sejarah, beberapa spesies hewan harus punah hanya untuk memenuhi selera makan penjelejalah Eropa yang pergi menjelajah untuk 3G- Glory, Gold, Gospel. (Contoh: Burung Dodo dari Madagaskar)

    Juga, tulisan penulis sangat menggiring opini bahwa tidak selayaknya dan tidak perlu manusia mempunyai diet (pola makan tertentu), baik itu karena kesehatan (alergi gluten, alergi lakto, dll) apalagi karena alasan humanitas & religius (pendukung kesejahteraan hewan, Budhism, dll); itu semua tidak perlu bahkan percuma karna Tuhan Allah sudah memperbaharui janjinya.

    Sangat naif & terlalu sederhana bila yang digaris bawahi hanya “segala sesuatu boleh dimakan”. Hemat saya, artikel penulis hanya membahas kebebasan konsumsi yg limitless, belum terlihat penulis meng-garis bahwa semangat mulia sabda ini ajakan Yesus untuk menjaga ucapan dan tutur kata, sebagaimana tertulis ” lidah dapat membunuh tanpa menumpahkan darah”.

    *NB: saran untuk admin website, gaya & muatan penulis FX Pricorianto ini sangat berbeda dengan artikel-artikel tulisan tokok jebolen Kompas (PM Susbandono, Trias Kuncahyono). Silahkan admin menilai & memuat, mana artikel yg lebih berbobot & mencerdaskan pembaca. Terima kasih.

  2. Baik, mohon maaf atas ke-kerdilan pengetahuan saya mengenai PM Susbandono. Inti dari saran saya ini merupakan bentuk besarnya harapan & kecintaan saya, semoga media Sesawi.net ini bisa terus menjadi alat & jalan yang menumbuhkan kedalaman artikulasi, pola pikir & esensi melalui artikel-artikel yg mendalam. Scio enim cui credidi. Terima kasih.

    • matur nuwun loh mas kawigatosanipun. Mas Prico memang bukan eksegit. Orang awam yang berkontribusi memberi renungan dan itu pun awalnya juga “tertatih-tatih” dan kami beri masukan terus agar terjadi perbaikan terus-menerus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here