SEBAGAI putra daerah asli Sengon Kerep, dengan ini kami sajikan beberapa foto tentang Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Namun demikian, secara administratif kompleks areal taman berdoa ini masuk dalam reksa pastoral Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi, Klaten.
Semoga foto-foto ini bisa membantu kita melambungkan doa kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria.
Photo credit: Bruder Yohanes Yuwono SCJ
Artikel terkait:
Protes Usik Keheningan Taman Maria Giri Wening di Sengon Kerep, Paroki Wedi (1)
Protes Usik Keheningan Taman Maria Giri Wening di Sengon Kerep, Paroki Wedi (2)
Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep, Paroki Wedi: Situasi Makin Kondusif (3)
Sejarah dan Lokasi Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep Paroki Wedi (4)
Taman Maria Giri Wening Sengon Kerep Hasil Hibah Warga Setempat (5)
Giri Wening: Gunung yang Hening (6)
Cikal Bakal Taman Giri Wening Sengon Kerep (7)
Seperti biasanya setiap bulan, ziarah saya lakoni dgn mengunjungi beberapa Gua Maria (gereja) di Jawa dan ikut misa Rabu Pon di Srowot Rejoso serta berakhir dgn misa Jumat Kliwon di Gua Maria Sawer Rahmat di Cisantana Kuningan.
Tgl 8 Jan 2013, saya berkesempatan mampir ke Gua Maria Giri Wening ini, yg sangat berkesan mendalam bagi saya.
Dari kesan pertama dimana jalan yg selalu menanjak dan licin (krn hujan dan ban mobil yg mulai gundul), hingga berdoa yg hening sekali hingga berakhir dgn mendapat pelayanan istimewa dan hangat dari Ibu sdr Suroyo dan Rina.
Berdoa disana , saya mendapatkan moment yg baik sekali, spt makan sesuatu yg enak mau tambah terus walaupun sudah tersa kenyang.
Memang suasana yg hening tsb sangat mendukung konsentrasi berdoa dlm durasi yg cukup lama, krn disertai dgn semiwir angin yg memantul dari batu dibelakang Bunda Maria Penolong Abadi hingga teresap oleh 2 Buah pohon beringin hingga menyebarkan wangi khas daun beringin, yg selalu menghampiri lembut mengelilingi tubuh saya dgn menghantarkan udara yg sejuk (krn habis turun hujan) tp dada terasa hangat.
Keadaan dan suasana seperti inilah yg menyebabkan saya berdoa Rosario yg tadinya telah selesai lima puluhan, terasa ingin melanjutkan nya menjadi 3 x 50-an serta kemudian dilanjutkan kembali dgn litani, hingga berdurasi cukup lama, yg menyebabkan teman saya yg telah selesai berdoa menjadi tertidur (ngorok), namun ketika saya selesai dia pun mendusin, spt otomatis tahu bhw say tlah selesai juga.
Ketika selesai , saya juga mampir dirumah yg ternyata disuguhi dgn makanan sederhana namun tersa sangat nikmat sekali, terutama saya sangat cocok dgn sambel ulek nya.
Disini saya banyak berdialog, yg ternyata tak tahunya sang Ibu cerita bhw 2 putra nya ada yg jadi Bruder dan juga Frater SCJ.
Saya kelahiran Palembang dan teman sebangku dan sekelas saya juga ada yg jadi Bruder yaitu Antonius Sudaryono.
Ada juga teman main lain nya Subianto, yg adiknya ada yg jadi Romo yaitu Rianto SCJ tp terakhir keluar utk menanggalkan jubah imamat nya.
Semua serba kebenaran dan tak terduga, tp berhubung memang ada kesan yg mendalam bagi saya terutama dlm berdoa yg terasa ingin tambah terus disana maupun dialog yg ramah serta makanan yg sedap dari Ibu dan adik mu, saya ingin kembali mengucapkan “banyak terimakasih” dan juga tentu salam kenal kpd anda.
Salus Tua Ego Sum,
P.Darwis.T