Mari Bergabung dengan Misionaris Awam Vinsensian Indonesia (MAVI)

BERIKUT kami sampaikan beberapa informasi mengenai keberadaan MAVI (Misionaris Awam Vinsensian Indonesia) yang sekretariatnya ada di  Malang, Jawa Timur.

Profil MAVI

Lembaga ini adalah asosiasi kaum awam Katolik yang berkarya bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil. Dalam hal ini adalah wilayah pelosok/pedalaman. MAVI tumbuh menekuni spiritualitas Santo Vincentius a Paulo dan berada langsung di bawah CM Provinsi Indonesia. MAVI  telah berafiliasi dengan MISEVI (Misionaris Awam Vinsensian Internasional yang bersekretariat di Madrid, Spanyol)

Siapa anggota MAVI

Syarat anggota MAVI: Katolik, Lulus D3/S1 atau lulus SMA tapi dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun, punya pengalaman terlibat dalam kegiatan sosial dan pastoral.Pengalaman di kegiatan sosial dan pastoral amat diperluka, karena terkait peran yang diemban anggota MAVI di daerah misi.

Kalaupun belum memiliki, maka MAVI mencoba memberi sarana untuk bisa membekali calon anggota dengan hal-hal tersebut.
Ada formatio dasar bagi calon anggota MAVI. Ini terutama untuk membekali spiritualitas Vinsensian dan ‘memampukan’ daya refleksi anggota. Kira-kira berlangsung satu bulan. Nah, kalau calon anggota tidak punya pengalaman sosial dan pastoral, maka waktu formatio bisa agak lama, sekitar 3 bulan.

“Kontrak” sebagai anggota ada. Namun, kami lebih senang menyebutnya Kesepakatan Kerja Sama- minimal 1 tahun. Setelah itu bisa diperpanjang seturut hasil evaluasi kami dan romo atau pun masyarakat di daerah misi.

Karya MAVI
Daerah misi MAVI saat ini adalah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Di Kalbar, kami berkarya di sebuah sekolah swadaya masyarakat di kampung Sungai Dungan 2, Menukung. Sementara di Kalimantan Selatan, kami berkarya di Batulicin. Karya di Kalsel ini baru kami rintis mulai Juli 2011  lalu.

Karya MAVI pertama-tama adalah pendidikan. Awalnya memang menitikberatkan pada pendidikan anak-anak. Tapi pada perkembangannya, kami juga terlibat dalam  pendidikan orang dewasa, seperti pelatihan sadar hukum untuk membela tanah adat dan pelatihan pemimpin ibadat. Tentu ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Di Sungai Dungan, MAVI berperan sebagai pengajar anak-anak SD. Nah, konsekuensi logis dari kata ‘misionaris’ adalah tugas-tugas  pastoral yang turut dipercayakan kepada anggota MAVI

Jaminan hidup
Anggota MAVI akan mendapatkan insentif tiap bulannya. Besarnya memang tidak banyak, tapi tidak akan membuat anggota MAVI kelaparan. Besarnya insentif ini  tidak didasarkan tingkat pendidikan, karena memang di MAVI tidak ada relevansinya antara tingkat pendidikan dengan peran yang akan diembannya.
Selain itu, MAVI juga memberi biaya transportasi dari/ke daerah misi (sesuai ketentuan) termasuk untuk kegiatan selama di daerah misi. Lalu juga biaya untuk karya-karya yang dilakukan serta dana kesehatan.

Info lain
Untuk calon anggota yang jaraknya lumayan jauh, maka formatio dasar bisa dilakukan dengan sistem komunikasi jarak jauh untuk beberapa waktu.
Kemampuan refleksi anggota MAVI memang menjadi pondasi utama saat MAVI menerima yang bersangkutan. Ini terkait dengan ‘cobaan’ yang akan dihadapi di daerah misi. Mulai dari perbedaan budaya (karakter, pola hidup), kesendirian yang dihadapi, ataupun gesekan dengan rekan kerja (masyarakat maupun romo/suster).

Setelah menapaki daerah misi selama 10 tahun, MAVI mengalami dan -akhirnya menyadari- cobaan berat yang dialami anggota MAVI ialah saat mengalami kesendirian dan pergulatan yang ditimbulkan karena perbedaan karakter dengan rekan kerja yang ditemui di lokasi.

Kaum awam katolik dengan spiritualitas Vinsensian (mengikuti semangat Santo Vinsensius a Paulo) kiranya dapat dibaca dan semoga memberi inspirasi bagi siapapun yang menghadapi dunia dengan segala liku-likunya.  Spiritualitas adalah sebuah pilihan bagi seseorang sebagai semangat dan perjuangan hidupnya.

Link:  http://vinsensius.wordpress.com/2008/04/05/spiritualitas-missionaris-awam-vinsensian/

Alamat Sekretariat MAVI: