Gereja Katolik mempunyai kekayaan rohani yang sangat bervariasi. Kebanyakan kekayaan rohani itu tersimpan rapat dalam gedung megah berpagar rapat, hening dan sunyi yakni di biara-biara atau di monastery. Salah satu kekayaan rohani yang paling terkenal dari abad pertengahan hingga sekarang ini adalah apa yang disebut ‘lectio divina’.
Saya ingin mencoba membagikan kekayaan rohani ini kepada teman-teman yang berminat dalam hal olah rohani. Saya menyadari bahwa ‘lectio divina’ ini bukan olah rohani yang gampang dan mudah. Mengandaikan adanya kemampuan dasar dalam olah meditasi dan kontemplasi. Namun demikian kalau kita ingin mencobanya tidak ada salahnya, karena setiap orang bisa melakukannya, kalau didasari oleh niat yang baik.
Lectio Divina adalah suatu bentuk doa kontemplasi hening terhadap Kitab Suci, dengan tujuan menjadikan Sabda Tuhan sebagai sarana kesatuan pribadi manusia dengan Allah. Praktik doa ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang Kristiani pada abad awal, seiring dan bersamaan dengan kerja harian dan perayaan atau liturgi dan sakramen lainnya.
Praktik ini terutama dilakukan oleh para rahib, rahibiah, atau para biarawan dan biarawati didalam biara-biara ataupun monasteri. Lectio divina memampukan setiap orang kristiani untuk mencari makna hidup yang terdalam dari irama kehidupan rohani mereka setiap hari.
Praktik doa ini juga bisa memperkembangan kemampuan mereka untuk semakin mempersembahkan kehidupannya kepada Tuhan secara penuh dan sadar. Dan menerima kehadiran Tuhan yang merangkul kita setiap hari dalam kehadiran nyata Jesus Kristus lewat irama hidup mereka.
Sebelum kita menelusuri lebih lanjut arti, makna dan praktik doa ini, ada baiknya kita melihat manfaat praktis dari praktek doa ini bagi perkembangan hidup rohani kita. Dikatakan bahwa maanfaat dari praktik lectio divina ini adalah sebagai berikut:
1. Seni olah rohani ini yang sekarang kita punya merupakan suatu bentuk baru yang sudah diperkembangan lebih lanjut untuk menjawab kebutuhan yang relevan dengan kehidupan kita sekarang ini. Dengan menjalan praktek olah rohani ini, kita semakin dimampukan untuk memaknai dan menekankan kembali arti penting dari irama kehidupan rohani kita. Olah rohani ini mendasarkan sepenuhnya pada Sabda Tuhan, kita semakin membiarkan Kitab Suci menjadi ‘apa yang Tuhan kehendaki’ yang semestinya terjadi dalam diri setiap orang yang membacanya, yakni menjadi dan merupakan ‘sarana’ kesatuan penuh dan akrab dalam relasi antara Tuhan dengan kita.
Lewat dan dalam lectio divina ini kita dibantu mencari makna dan arti irama kehidupan rohani kita. Kita mengalami kembali Tuhan yang menyapa lewat kehadiranNya yang lembut dan menyentuh dalam saat-saat beraktivitas, kemudian dalam refleksi dan kontemplasi dan akhirnya kembali lagi dalam aktivitas praktis setiap hari.
2. Lectio Divina mengajar kita untuk semakin mengerti Tuhan yang sungguh mencintai kita secara total. Dalam lectio divina ini kita berani menaruh keyakinan kita dan percaya bahwa Tuhan yang penuh cinta ini terus-menerus hadir, menyertai dan merangkul kita lewat kehidupan dan aktifitas kita sehari-hari. Dalam Sabda yang kita renungkan, kita sungguh semakin mengalami sebagai pribadi yang sungguh dicintai oleh Tuhan sendiri. Sebagaimana makna dan arti sabda Tuhan yang berikan secara unik kepada masing-masing kita, ketika kita membaca dan merenungkan Kitab Suci.
3. Akhirnya lectio divina ini mengajar tentang diri kita sendiri. Maksudnya bahwa di dalam lectio divina ini kita menemukan bahwa tidak ada tempat di hati kita, di sudut kedalaman batin kita yang tidak bisa dibuka dan dipersembahkan kepada Tuhan. Dengan kata lain, semua tempat dalam diri kita menjadi mungkin untuk dibuka dan dipersembahkan karena Tuhan hadir dimana-mana, dalam relung hati dan kedalaman hidup batin kita. Semua bisa menjadi sarana untuk memuji dan memuliakan keluhuranNya. Tuhan mengajar kita dalam lectio divina apa artinya menjadi imamnya yang setia, yakni umat yang dipanggil untuk menyucikan ingatan, harapan dan impiannya kepada Kristus.
3. Betapa indahnya tinggal di pelataran Tuhan dan menikmati bait-Nya yang menghibur di kala duka, meneguhkan di kala ragu, menguatkan di kala lemah, menantang di kala bersemangat, membakar di kala pasrah………
Oooo betapa indahnya bersatu dengan Dikau Tuhan dan Allahku….. Dimana ada Kasih disana Engkau meraja.
jadikan kami tanda kasihMu bagi sesama yang membutuhkan kehadiran-Mu.
Sumber : Teja Anthara SCJ
UNDANGAN
Acara : Pengenalan dan Latihan Lectio Divina
Pembicara : Sr. Sr.Elizabeth Tjahjana FMM
Waktu : pkl. 09.00 – 12.00, Sabtu, 11 Februari 2012
Tempat : R.Gregorius gereja St.Yakobus, Kelapa Gading.
Penyelenggara : Komunitas “Adoramus Te, Domine” Paroki St.Yakobus