[media-credit name=”google” align=”alignright” width=”300″][/media-credit]BANYAK orang merasa bahwa hidupnya akan menjadi lengkap, kalau mendapatkan warisan dari pendahulunya.
Bahkan ada orang-orang yang memburu warisan itu. Akibatnya, sering terjadi konflik karena persoalan warisan. Orang-orang yang bersaudara pun bisa mengalami konflik, karena warisan itu. Hidup persaudaraan menjadi tidak harmonis. Sesama saudara menjadi saling curiga.
Ikang Fawzi merasa lega, karena satu dari dua anak gadisnya, si bungsu Chikita Fawzi, meneruskan jejaknya sebagai penyanyi rock. Chikita yang kini bekerja di bidang animasi di Malaysia memiliki band beraliran rock. Ia aktif tampil di pentas-pentas musik di Malaysia.
Pria berusia 51 tahun ini berkata, ”Di Malaysia, dia jadi animator. Meski banyak kerja malam, ternyata dia masih punya waktu untuk main band.”
Ikan Fawzi semakin bangga setelah menyaksikan penampilan Chikita di atas panggung. Menurutnya, Chikita pantas diberi acungan jempol. Ia berkata, ”Ternyata dia bisa menyanyi dengan baik. Suaranya punya kekuatan. Dia enggak sekadar menyanyi di atas panggung.”
Ikang tidak menyangka Chikita akan mewarisi bakatnya. Tentang hal ini ia berkata, ”Sejak umur enam tahun memang dia belajar piano, gitar juga. Tapi, selebihnya dia belajar sendiri saja.”
Karena itu, yang ia lakukan adalah mendukung sepak terjang anak gadisnya itu. Apa pun yang dia mau, sebagai orangtua, ia mendukung. Ikang berkata, “Apalagi dulu, saya sempat sedih karena enggak ada yang meneruskan jejak saya. Sekarang saya bangga…”
Sebagai orang beriman, kita wariskan iman yang baik dan benar kepada orang-orang yang kita jumpai.”
Warisan apa?
Sahabat, apa yang Anda wariskan bagi anak-anak Anda? Harta yang berlimpah-limpah? Atau yang Anda wariskan adalah kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri Anda? Tentu saja Anda boleh mewariskan apa saja kepada anak-anak Anda. Namun satu hal yang penting adalah warisan yang Anda berikan itu mesti membantu anak-anak Anda menjadi orang-orang yang baik.
Pepatah mengatakan buah yang jatuh itu tidak jauh dari pohonnya. Bakat-bakat yang ada dalam diri seseorang itu juga diwariskan kepada anak-anaknya. Soalnya adalah apakah warisan berupa bakat-bakat itu dapat diteruskan dengan baik? Atau sebaliknya, bakat-bakat itu dibiarkan terlantar dan tidak dikembangkan dengan baik?
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa warisan yang kita tinggalkan bagi penerus kita mesti sesuatu yang baik. Kebaikan yang ada dalam diri kita mesti kita wariskan kepada penerus kita. Semangat hidup kita yang baik menjadi sesuatu yang berguna bagi mereka yang akan membangun hidup yang lebih baik.
Sebagai orang beriman, kita wariskan iman yang baik dan benar kepada orang-orang yang kita jumpai. Orang mewariskan iman yang dimiliki itu kepada sesamanya. Dengan demikian, iman itu bertumbuh dan berkembang dalam hidup sehari-hari.
Namun yang diwariskan itu bukan hanya iman. Yang diwariskan itu juga perbuatan-perbuatan yang baik. Mengapa? Karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Iman itu tampak dalam perbuatan yang baik dan benar. Mari kita wariskan perbuatan-perbuatan yang baik kepada sesama kita. Tuhan memberkati.