Why. 11:9a.12:1.3-6a.10ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-5
Bersama Maria Menuju Surga
SETELAH manusia pertama diciptakan; karena terbujuk Iblis, Hawa perempuan pertama menyebabkan manusia dikeluarkan dari firdaus. Ibu Maria diangkat dan dikembalikan ke surga; hal ini merupakan pemulihan situasi manusia.
Jadi, kita tidak hanya bergembira karena ibu Maria kini sudah bahagia di surga, tetapi karena peristiwa ini merupakan penyempurnaan rencana dan karya Allah yang ingin memulihkan status manusia, yaitu berbahagia bersamaNya di surga. Dosa manusia ditebus dan dihapuskan oleh pengurbanan Kristus.
Ibu Maria menjadi jalan Putera Allah masuk ke dunia. Dengan mengangkat kembali ibunya ke surga, maka Tuhan Yesus Kristus menunjukkan jalan bagi kita semua, yaitu jalan kembali ke surga. Ibu Maria bukan hanya penerima hasil penebusan Yesus Kristus. Ibu Maria menghadirkan Yesus, membuat surga mulai hadir di dunia dan menjadi jalan kembali ke surga.
Pertemuan Maria dengan Elisabet merupakan contoh bagaimana menghadirkan Kristus di dunia ini. Dua perempuan yang sangat berbeda: tua dan muda, kaya dan sederhana. Mereka bertemu dalam cinta.
Elisabet tidak iri hati bahwa Maria yang muda menjadi ibu Tuhan, dia cuma mengandung anak yang akan menjadi pengantaraNya saja. Mereka saling memuji dan bersama-sama memuji Allah.
Orang-orang yang tidak terhalang oleh perbedaan usia, status sosial, pekerjaan, bangsa dan agama; jika mereka dapat saling meneguhkan dan saling membantu untuk dapat semakin menemukan Tuhan dalam hidup mereka dan saling membantu hidup semakin terarah kepada Tuhan, maka surga sudah mulai hadir di dunia.
Seorang anak muda mendapat hadiah Natal, mobil baru dari kakaknya. Besoknya ia jalan-jalan keliling, memamerkan mobil barunya.
Saat ia parkir, ada seorang anak jalanan memandang dengan kagum kepada mobil itu. Mobil baru, ya Oom?
Pemuda itu menjawab: Ini hadiah natal dari kakak saya.
Anak itu terheran-heran. Maksud oom; oom dapat hadiah ini dari kakaknya oom dan oom tidak keluar biaya apa-apa? wow.
Saya berharap…. Pemuda itu merasa tahu apa yang akan dikatakan anak jalanan itu. Dia pasti berharap punya kakak yang seperti itu.
Tetapi anak muda itu salah. Saya berharap, saya bisa jadi kakak yang seperti itu.
Anak muda itu terbengong mendengar jawaban anak itu.
Spontan dia menawarkan: Mau ikut naik mobil baru ku?
Dengan semangat anak itu ikut jalan putar-putar dengan mobil baru itu. Oom mau putar lewat rumah saya?
Anak muda itu mengira anak ini ingin pamer ke tetangga dan teman-temannya bahwa dia bisa pulang naik mobil bagus.
Tapi dia salah lagi. Waktu sampai di rumah anak itu, dia langsung lari masuk ke rumahnya. Tak lama ia keluar, menggendong adiknya yang lumpuh. Didudukkannya adiknya di tangga paling bawah dan sambil memeluk adiknya, anak itu menunjuk ke mobil baru itu. Itu mobilnya, dik. Kakak dari oom itu memberi dia hadiah natal dan oom ini tidak keluar uang sdikitpun. Nanti, suatu saat, aku akan memeri kamu mobil seperti itu juga. Kamu nanti akan melihat sendiiri semua hal-hal bagus yang saya ceritakan kepadamu.
Anak muda itu menggendong anak kecil itu dan mendudukkannya di kursi depan. Mereka bertiga keliling kota, merayakan liburan Natal yang sangat mengesankan. Malan harinya, pemuda itu megerti makna ajaran Yesus: Lebih terberkati mereka yang berbagi.[1]
Cinta yang memuji Tuhan; Cinta yang terarah kepada kepentingan sesama.
Cinta seperti itulah yang menghadirkan Kristus ke dunia dan yang mengantar kita berjalan ke surga. Maria dan Elisabeth sudah menunjukkan contoh bahwa cinta seperti itu munkgin terjadi di dunia. Kisah pemuda dan anak jalanan, mnunjukkan bahwa cinta seperti itu mungkin terjadi dalam hidup manusia. Cinta seperti itu sudah diberikan kepada kita. Cinta seperti itu juga yang diharapkan kita bagikan kepada sesama. Amin.
Tautan: Joe Gatuslao “A Brother like That”