Maria Ibu yang Baik Hati, Ngemong Kita

0
458 views
Tuhan Yesus di Bait Allah

Sabtu 17 Juni 2023 Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda SP Maria

  • Yesaya 61:9-11
  • MT 1 Samuel 2:4-5,6-7.8abcd
  • Lukas 2:41-51.

KITA sering kali grusa grusu, cepet memutuskan; bahkan lebih dari pada itu sering mengadili orang lain dengan semena-mena.

Kita menyimpulkan dari apa yang nampak oleh penampilan luar seseorang yang kelihatannya tulus, sesungguhnya ia melakukan hal yang jahat di belakang kita.

Tidak mudah untuk sabar dan mendengarkan apa yang tengah terjadi.

Hidup ini sudah terlalu riuh dan penuh gejolak yang diwarnai suara-suara yang kadang tidak jelas menyuarakan apa.

Banyak orang yang tidak bisa “ngemong” situasi dan kondisi orang lain.

Mereka ingin selalu tampil sebagai penyelesaian masalah bukannya sebagai pendengar.

Orang yang bisa “ngemong” itu punya keletulusan hati hingga dia tidak hanya memberi kesimpulan sebatas penilaian belaka, melainkan perlu dibuktikan seiring berjalannya waktu.

Salah satu ciri orang yang “ngemong” adalah ikhlas menjalani kehidupan ini. Tulus melakukan segala sesuatu tanpa mengharapkan apa-apa.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”

Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”

Dalam Injil, Yusuf dan Maria orang tua Yesus ditampilkan sebagai pribadi yang sungguh tulus hati, dia “ngemong” Yesus.

Ia tidak pura–pura atau bersandiwara. Ia tidak berusaha mengelabui dan mencelakakan Yesus.

Ia tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Namun Maria dan Yusup sungguh mencintai Yesus dan berusaha mencari jalan terbaik dalam menghadapi kenyatan hidup bersama.

Ketulusan mereka ini berbuah manis, Tuhan pun turun tangan saat yang tepat.

Ketulusan hati Yusuf dan Maria memberikan ruang yang mudah bagi Tuhan untuk berkarya.

Ketulusan hati memberi ruang bagi Tuhan untuk berkarya dalam dan melalui kita.

Ketulusan hati berkenan di hadapan Tuhan, dia menghendaki kita menjadi orang – orang yang tulus hati, senantiasa mengandalkan-Nya dan mengusahakan yang terbaik bagi sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau “ngemong” sesama?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here