Maria Sharapova (32): Selamat Tinggal Tenis

0
296 views
Petenis Maria Sharapova by CNN

CANTIK, postur tubuh menawan. Itulah Maria Maria Sharapova, petenis cantik berdarah Rusia. Pada tanggal 26 Februari 2020, ia memutuskan pensiun. Dari dunia tenis yang melambungkan namanya.

Keputusan itu diambil, ketika Maria berumur 32 tahun. Masih muda. Namun, ia berkeputusan harus mundur dari panggung tenis lantaran beberapa alasan.

Salah satunya karena beberapa kali ia mengalami cidera di pundaknya. Tentu saja ini krusial. Bagaimana bisa mengayun rakit dengan sekuat tenaga, kalau pundaknya cidera?

Prestasinya di lapangan tenis sejibun. Memenangkan predikat Grand Slam sampai lima kali saat turnamen French Open 2014.

Ketenaran petenis cantik asal Rusia ini tidak hanya terjadi di lapangan. Namun juga di halaman-halaman majalah entertainment kelas dunia. Vogue dan Vanity Fair adalah dua contohnya yang selalu menampilkan wajahnya di kulit depan.

Karenanya, Maria menjadi selebriti di dua panggung berbeda. Lapangan tenis dan dunia hiburan.

Prestasi di lapangan tenis ditorehnya ketika Maria baru berumur 17 tahun. Tempatnya bergengsi, yakni di Wimbledon tahun 2004.

Ia lahir tidak jauh dari Chernobyl di kawasan Siberia. Sebuah lokasi penting di mana dulu Uni Soviet membangun diam-diam sebuah reaktor nuklir. Namun, kemudian bocor dan dunia meradang.

Sejak itu, keluarganya pindah meninggalkan Siberia menuju Sochi, kawasan wisata indah di gugusan laut Hitam. Namun tak lama kemudian, keluarganya memutuskan hengkang dari Rusia menuju Florida di Amerika.

Umur Maria baru sekitar 6 tahun, ketika dia digenjot pelatihnya untuk menekuni profesi menjadi petenis profesional.

Ibu kandungnya memilih tetap tinggal di Socchi.

Pada umur 11 tahun, pamornya sudah bersinar terang. Produsen sepatu Nike dan IMG meliriknya dan menjadikan Maria sebagai bintangnya.

Padahal prestasi besar di Wimbledon itu baru diraihnya enam tahun kemudian.

Saat berumur 21 tahun, ia berhasil merebut juara Grand Slam sebanyak tiga kali. Dan sudah pada waktu itu pula, simptom cidera pundak mulai menampakkan diri.

“Dengan membaktikan diri sepenuhnya ke olahraga tenis, maka tenis itu pula yang  telah memberiku kehidupan,” tulis Maria sekali waktu.

Prestasinya sedikit ”tercoreng” karena Maria terdeteksi mengkonsumsi meldonium, obat penyakit jantung. Dan itu ketahuan saat berlangsung Australia Open 2016. Meski itu resep dokter yang dia peroleh dari dokter di Moskwa, namun dunia tenis menuduhnya telah memakai obat doping.

Karenanya, dia lalu dikenai sanksi tak boleh bermain tenis di jalur profesional. Maria melakukan protes keras dan menyebut keputusan itu sebagai tidak adil. Protesnya setidaknya berhasil mengurangi “hukuman” menjadi hanya 15 bulan.

Meski demikian, Maria mengakui bahwa itu sungguh merupakan ketololan yang pernah dia lakukan. Ia sudah mengkonsumsi meldonium setahun sebelum akhirnya dokter resmi memberinya surat “penting” sebagai resep.

Kasus itu sempat meredupkan namanya sebagai petenis hebat. Karena itu lalu didesain sedemikian rupa untuk kembali bisa mendongkrak namanya.

Namun, saat itu karena kedongkolannya terhadap keputusan kasus itu, Maria memutuskan meninggalkan dunia tenis. Meski tidak banyak pertanyaan publik tak mendapatkan jawabannya.

Dan kini, Maria kembali membuat keputusan besar lagi. Kali ini, dia meninggalkan tenis selamanya.

Selamat tinggal tenis.

PS: Diolah dari berbagai sumber di antaranya BBC International dan CNN International.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here