Renungan Harian
Senin, 21 Februari 2022
Bacaan I: Yak. 3: 13-18
Injil: Mrk. 9: 14-29
MAS Kribo, begitulah dia biasa dipanggil, siapa nama sesungguhnya kami tidak tahu. Semua orang di kampung kami memanggilnya dengan Kribo, meski rambutnya sesungguhnya tidak kribo.
Mas Kribo badannya tinggi dan berotot, rambutnya ikal panjang dan diikat ekor kuda. Kalau orang tidak mengenal dia maka akan takut, karena wajahnya sangar dan didukung dengan perawakan serta rambutnya; belum lagi di tangannya penuh dengan tattoo
Mas Kribo bukanlah orang asli dari kampung kami. Ia menikah dengan gadis di kampung kami; dan sejak menikah dia tinggal di kampung kami.
Apa sesungguhnya pekerjaan mas Kribo, banyak orang di kampung kami tidak tahu. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang sopir bus malam; ada juga yang mengatakan bahwa dia adalah preman di kota; bahkan ada juga yang mengatakan bahwa dia adalah mantan napi.
Satu hal yang pasti kami semua tahu bahwa dia adalah penjudi. Kami tahu bahwa dia sering bermain judi di tempat-tempat orang hajatan atau yang lebih sering di sebuah warung yang kami kenal sebagai tempat judi.
Di kampung kami, mas Kribo cukup terkenal, bukan hanya karena perawakan dan wajahnya yang sangar mudah dikenali, tetapi juga karena orang di kampung kami tidak pernah tahu tentang siapa dia sesungguhnya. Tidak orang yang berani bertanya kepadanya; semua orang hanya bisik-bisik saja tentangnya.
Meski orang-orang di kampung kami penasaran atau lebih tepatnya curiga tentang dirinya, namun Mas Kribo cukup dihormati dan mendapatkan tempat di hati orang-orang kampung kami.
Mas Kribo dengan wajah sangar dan perawakan yang kekar itu tidak membuat takut orang-orang di kampung kami, termasuk orang muda dan anak-anak di kampung.
Mas Kribo orangnya ramah, dia selalu menyapa semua orang yang ditemuinya. Dia selalu menyapa dengan senyumnya yang khas dan ramah kepada setiap orang termasuk kepada anak-anak.
Di samping keramahannya, Mas Kribo juga dikenal sebagai orang yang sopan dan hormat dengan setiap orang. Orang-orang tua di kampung kami selalu mengatakan bahwa dia orang yang mampu menempatkan diri dengan baik.
Satu hal lain yang disenangi dan dikagumi oleh orang-orang di kampung kami adalah bahasanya yang halus. Mas Kribo selalu menggunakan bahasa Jawa halus dalam tutur katanya. Dengan siapa pun ia menggunakan bahasa jawa yang halus.
Itulah mengapa Mas Kribo mendapatkan tempat di hati orang-orang di kampung kami.
Mas Kribo, orang yang dikenal sebagai orang yang sangar; orang yang menimbulkan kecurigaan, namun dia mendapatkan tempat di hati orang-orang kampung kami. Dia menjadi orang yang terhormat di kampung kami karena sikap dan perilakunya yang baik.
Kemampuannya untuk menempatkan diri, kemampuannya bertutur dengan bahasa jawa yang halus dan sopan santun serta keramahtamahannya menjadikan dirinya sebagai orang yang dihormati daripada dicurigai.
Semakin lama orang tidak peduli lagi latar belakangnya, pun pula tidak peduli bahwa dia adalah penjudi; orang kampung kami lebih menghargai sikap dan perilakunya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat St. Yakobus: “Siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik.”