Mau Kemana PUKAT (Profesional Usahawan Katolik)? Catatan Refleksi

0
4 views
Semarak dan semangat para anggota PUKAT Nasional mengikuti sesi-sesi rakernas pertama di Surabaya, 30-31 Juli 2022. (Dok. Pukatnas)

KETIKA bisnis dan ekonomi pasar berfungsi dengan baik dan ketika kita fokus pada melayani kebaikan bersama, maka seharusnya kita dapat berkontribusi besar terhadap materi; bahkan kesejahteraan pada umat dan masyarakat.

Pengalaman terbaru menunjukkan bahwa banyak kerugian disebabkan oleh kegagalan bisnis dan pasar. Perkembangan transformatif di era sekarang —globalisasi, komunikasi, dan komputasi teknologi, dan finansialisasi— malah menghasilkan banyak masalah. Berupa ketidaksetaraan, dislokasi ekonomi, informasi berlebihan, kerusakan ekologi, ketidakstabilan keuangan, dan banyak tekanan lain yang akhirnya malah mengganggu pelayanan kebaikan bersama.

Logo PUKAT (Profesional Usahawan Katolik)

Meskipun demikian, PUKAT (Profesional Usahawan Katolik) dengan segala keterbatasannya yang berpegang pada prinsip-prinsip sosial yang etis dicontohkan melalui kehidupan kebajikan dan diterangi bagi orang Kristen oleh Injil dapat berhasil dan berkontribusi pada kebaikan bersama.

Dengan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan dan bantuan pendidikan bagi mereka yang terkendala finansial, pelatihan bisnis dsb. Kasat mata kiranya program tersebut cukup membanggakan?

Ilustrasi: Titik balik. (Ist)

Zaman berubah, tuntutannya juga beragam

Zaman berubah dan tuntutannya juga beragam. Ditambah dengan pengaruh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, menuntut pelayan PUKAT yang lebih mampu menjawab tantangan masa kini.

Sebaliknya, pada tataran individual yakni para Pukaters, ternyata terjadi tarik-menarik antara iman dan praktik bisnis sehari-hari ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan pengabdian yang salah pada kesuksesan duniawi.

Terus bagaimana?

Sebagai Profesional dan Usahawan Katolik yang berada di pasar, kita memiliki banyak tanggungjawab: spiritual, ekonomi, sosial dan lingkungan. Maka dari itu, PUKAT diharapkan mampu melaksanakan semua ini. Melalui praktik bisnis yang baik, praktik bisnis yang masuk akal bagi semua pemangku kepentingan.

Di sinilah ada peluang dan kesempatan yang besar untuk membangun “manusia” yang dapat memberi manfaat bagi dunia dengan nilai nilai spiritual, solidaritas, dan integritas yang tinggi. Membangun manusia yang bertanggungjawab.

Tantangan PUKAT sangat besar dan begitu juga peluangnya. Masih banyak sesama manusia yang belum pernah mendengar pesan Injil yang jelas. Juga ada jutaan orang paska pandemi yang tidak memiliki pekerjaan.

Gerakan Pemberdayaan PUKAT sebagaimna diharapkan oleh banyak uskup harus mampu membuat dampak positif bagi umat dan bangsa Indonesia ini. Bagaimana kita melihat dan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dengan kacamata Iman Katolik?

Ilustrasi: Jajaran kepengurusan PUKAT Nasional pimpinan Julius Junus Tedja dari Keuskupan Agung Makassar datang menemui tokoh pengusaha nasional Theodore Permadi Rachmat (PUKAT Nasional)

Belum (tidak) semua Profesional dan Usahawan Katolik dipanggil dan terpanggil untuk “pelayanan sepenuh hati” di tempat mereka bekerja. Gerakan bisnis sebagai misi baik ini semakin menuntut keterlibatan banyak Pukater saat ini – seperti yang diungkpkan oleh para uskup dunia tentang keprihatinan dan tantangan para pebisnis di market place yang tertuang dengan jelas dalam refleksinya The Vocation of the Business Leader.

Inilah yang seharusnya menjadi misi PUKAT pada masa sekarang.

Kompleksitas tantangan

Kita sekarang ini hidup di dunia yang semakin kompleks yang semakin kecil, semakin cepat. Sementara, perubahan sosial, ekonomi, teknologi dan geopolitik ini menghambat pekerjaan misi yang dilaksanakan secara tradisional. Namun secara bersamaan, hal tersebut membuka pintu kesempatan bagi kita para Profesional dan Usahawan Katolik untuk lebih berkiprah di tempat dan industri usahanya.

Kita harus terus mencari cara untuk melibatkan potensi-potensi bisnis yang luas yang sebagian besar belum dimanfaatkan sebagai peluang membangun misi.

Ilustrasi: Keadilan.

Semoga kehadiran PUKAT di setiap Keuskupan di Indonesia – setiap Individu (member of PUKAT) melalui usaha, pekerjaan dan posisi kepemimpinan bisnis yang diembannya mampu menciptakan peluang. Untuk melayani sepenuh hati. Untuk membuat perbedaan dalam kehidupan orang-orang dan masyarakat; secara spiritual, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pelayanan PUKAT harus dimulai dari tempat kerja
Dengan membangun bisnis yang nyata, layak, berkelanjutan dan menguntungkan; dengan tujuan, perspektif, dan dampak Kerajaan Allah; mengarah pada transformasi (membangun) orang dan masyarakat secara spiritual, ekonomi dan sosial – menuju kemuliaan Tuhan yang lebih besar.”

Salam kasih Persaudaraan
Ferry Jusuf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here