Puncta 18 Agustus 2024
HR. Maria Diangkat ke Surga
Lukas 1: 39-56
PRESTASI Quan Hong Chan, peloncat indah asal China sungguh luar biasa. Ia mengumpulkan tiga medali emas untuk negaranya sejak Olimpiade Tokyo.
Waktu itu usianya baru 14 tahun. Ia berasal dari keluarga miskin di China. Ayahnya seorang petani jeruk dan ibunya adalah buruh pabrik.
Setelah kecelakaan lalu lintas, ibunya mengalami sakit yang butuh biaya perawatan. Mereka sampai berhutang karena tidak mampu membayar. Quan termotivasi untuk meraih emas agar bisa membantu pengobatan ibunya.
“Medali emas ini kupersembahkan untuk ibuku. Dialah yang memberi motivasi aku berjuang selama ini. Ibu pantas mendapatkan semuanya ini,” katanya setelah menerima medali emas di lompatan 10 meter.
Peristiwa kecil yang mengharukan ini dapat membantu kita merenungkan Hari Raya St. Maria Diangkat ke Surga.
Maria telah dipilih Allah untuk menjadi Bunda Penebus. Maria dengan setia dan tekun telah berjuang menerima tanggungjawab itu.
Ia menjadi ibu yang setia, rendah hati, hamba yang baik bagi Keluarga Kudus Nasaret. Ia mengatasi segala hambatan dan tantangan sampai di bawah kaki salib Tuhan.
Maria begitu taat dan percaya pada Allah dalam segala penderitaan yang ditanggungnya.
“Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang,” demikian nubuat Simeon menggambarkan penderitaan Maria.
Maka sangat pantaslah, jika Maria menerima penghormatan ilahi, diangkat jiwa raganya ke dalam kemuliaan surga.
Kita belajar dari kesetiaan dan kerendahan hati Maria. Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tuhan akan memperhatikan hamba-Nya yang dengan tekun, setia, menjalankan panggilannya. Maria adalah contoh nyata pribadi yang percaya.
Hidup Maria menjadi teladan kepada kita menuju kesucian. Jika kita meneladan hidup Maria, kita juga akan disatukan dengan Allah dalam kemuliaan.
Mari kita mengarahkan diri ke tanah air surgawi, dengan menempuh jalan yang dilalui Maria. Jika kita mau berjuang dengan tekun dan setia, kita juga akan mendapatkan medali emas di surga.
Di Olimpiade Paris kita dapat piala,
Terimakasih pada dua pria yang perkasa.
Mulai dari yang kecil dan sederhana,
Mengikuti Maria yang setia dan percaya.
Wonogiri, teladan hidup Maria
Rm. A. Joko Purwanto, Pr