Bacaan 1: Kel 19:2-6a
Bacaan 2: Rm 5:6-11
Injil: Mat 9:36 – 10:8
Beberapa waktu lalu kita mendengar berita yang sangat menyejukkan dari Timur Tengah. Arab Saudi dan Iran berdamai, mediatornya adalah China. Fenomena yang unik, negara komunis tapi mampu mendamaikan dua negara relijius.
Tak berhenti disitu, China bahkan memiliki rencana tak kalah dahsyat ingin menjadi mediator perdamaian bagi Israel dan Palestina.
Sebuah upaya yang tidak mudah ditengah dua negara yang masih berkonflik hingga hari ini. Penjajakan ke arah sana sudah dimulai dengan mengumpulkan segala informasi dari para duta besar negara-negara Timur Tengah untuk China di Beijing.
Bacaan-bacaan hari juga mengajarkan agar pengikut Kristus menjadi “Mediator Perdamaian” bagi manusia dengan Allah.
Nabi Musa diutus Allah untuk mendamaikan Bangsa Israel dengan-Nya.
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.”
Demikian sabda-Nya yang harus disampaikan kepada Bangsa Israel.
Tuhan Yesus diutus oleh Allah Bapa menjadi “Jembatan Perdamaian” antara manusia dengan-Nya lewat penebusan di kayu salib. Tuhan mau mengorbankan nyawa-Nya bagi orang berdosa. Sesuatu yang tidak masuk akal, karena biasanya orang hanya mau berkorban bagi orang baik.
“Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Demikian peneguhan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Dalam injil, Tuhan Yesus mengutus para rasul-Nya untuk mencari “domba-domba yang hilang” dari Israel. Mereka “hilang” dari jangkauan Allah akibat dosa, sehingga perlu dipertobatkan agar bisa dikuduskan dan kembali berkumpul dengan-Nya.
Dalam pengutusan-Nya, para rasul dibekali dengan kuasa-kuasa Ilahi untuk melawan kuasa jahat. Sebab orang berdosa berada dalam kuasa jahat, untuk merampasnya kembali hanya bisa dengan bekal kuasa Ilahi dari-Nya.
“Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat.”
Pesan hari ini
Pekerja di “Ladang Tuhan” sangat terbatas jumlahnya, mari kita melamar menjadi pekerja-Nya sebagai “mediator perdamaian”, membantu mendapatkan kembali “orang yang hilang”.
“Perdamaian itu selalu indah.”