Melawan Hoax dari Kota Bekasi

0
113 views
Seminar melawan hoax di Bekasi. (Emanuel Dapa Loka)

MENYADARI betapa buruknya pengaruh berita bohong atau hoax di masyarakat, terutama pada perhelatan-perhelatan politik, Lumen Corporation dan Lumen News menggelar diskusi publik seputar hoax di Jati Sampurna, Bekasi pada 15 Maret 2018.

Diskusi ini, kata Presdir Lumen Corp Andreas Nandiwardana, merupakan partisipasi perusahaannya dalam mendukung pelaksanaan Pilkada di Kota Bekasi yang fair bebas hoax. Hal senada dikatakan Komisaris Utama Lumen Corp, Setio Lelono. “Hoax itu merusak persatuan dan persaudaraan kita, maka harus dilawan,” tegasnya.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini  adalah Kombes Pol. Sulistyo Pudjo Nugroho, dan Prof. Dr. Hanif Nurcholis dengan moderator Agus Wahid.

Kombes Pudjo menjelaskan, hoax atau berita bohong sangat berpotensi memecah semangat persatuan dan kesatuan bangsa menjelang Pilkada 2018. Dan anehnya, banyak penyebar hoax merasa bebas seakan tak ada hukum yang membatasi.

Hilangnya ruang privat

Sebagian masyarakat, lanjut Pudjo, beranggapan bahwa media sosial merupakan ruang lingkup pribadi. Mereka tidak sadar bahwa mengunggah hoax dan kata-kata yang mengandung kebencian merupakan tindakan melawan hukum.

Pudjo mengajak masyarakat untuk bijaksana dan cerdas saat membaca sebuah informasi.

“Masyarakat harus cerdas dalam menyaring kabar yang beredar supaya tidak mudah terpancing. Kalau ragu, sebaiknya cari dulu kebenarannya lewat petugas atau orang yang berkompeten di bidangnya,”

Seminar melawan hoax di Bekasi. (Emanuel Dapa Loka)

ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Pudjo meminta kepada masyarakat agar bijaksana dalam menggunakan perangkat media sosial untuk menghindari jeratan Pasal 28 ayat 1 UU Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman penjara maksimal enam tahun dan denda Rp 1 miliar.

Kalau tidak cermat, tambah Pudjo, akan sangat banyak berita yang bikin panas. Dalam hoax jelasnya, ada pembengkokan logika secara terus menerus, sehingga lama-lama berita hoax itu dianggap kebenaran.

Pudjo memberi contoh soal berita yang menyebutkan bahwa tenaga kerja dari China telah membanjiri Indonesia. “Ini jelas hoax dan hanya ingin menjatuhkan citra Pemerintah. Memangnya mudah mendatangkan tenaga kerja dari China itu? Ada lagi berita lain soal masuknya senjata ilegal. Saya tanya, memangnya mudah?,” tanya Pudjo retoris.

Contoh lain yang Pudjo sebutkan adalah berita tentang beredarnya telur palsu di 16 kota di Indonesia. “Itu berita hoax. Polisi dan BP POM sudah cek, Itu bohong semua,” jelasnya dengan semangat.

Prof. Dr. Hanif Nurcholis, pengamat kebijakan publik,  mengingatkan peran pers dalam menyanjikan berita yang benar di masyarakat.

“Pers itu harus menciptakan opini yang bagus. Pers harus punya etika dan standart kerja. Ikuti itu,” katanya mengingatkan.

“Ingat. Opini, ya opini. Data bukan opini dan opini bukan data. Jangan dicampur aduk,” tambahnya lagi.

Ketua FKUB Kota Bekasi Abdul Manan meminta agar Polisi menindak setiap penyebar hoax.

Dalam acara itu, hadir Komisioner KPU Kota Bekasi Syarifudin. Dedy Mulyadi, salah satu calon Wakil Gubernur sempat hadir meski buru-buru pulang setelah berbicara sejenak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here