Melawan Relativisme

0
44 views
Seperti jala yang ditebarkan ke dalam laut, by Vatican News

DUA kali Yesus menegaskan tentang memisahkan yang benar dari yang salah; yang baik dari yang jahat (Matius 13:41-43 dan 49-50).

Mengapa pukat itu dilabuhkan di laut? Laut itu mirip dengan ladang atau dunia, tempat benih yang baik ditaburkan.

Pukat yang dilempar ke laut melambangkan sifat universal dari Kerajaan Surga yang dilabuhkan di dalam dunia. Dia mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Orang memasukkan ikan baik ke dalam pasu dan membuang ikan yang jelek (Matius 13:48).

Hal itu akan terjadi pada akhir zaman, tatkala para malaikat memisahkan orang jahat dari orang benar (Matius 13:49). Malaikat akan melemparkan orang jahat ke dalam api (Matius 13:50).

Perumpamaan tentang Kerajaan Surga ini menyatakan bahwa yang jahat tidak selamanya akan berada bersama yang benar. Selanjutnya, yang jahat akan dibinasakan.

Betapa pentingnya orang memahami dan membedakan yang jahat dari yang benar. Untuk itu orang memerlukan moralitas, yakni asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Moralitas perbuatan menilai baik dan buruknya perbuatan.

Jadi, ada garis pemisah yang tegas antara yang baik dan yang buruk; tanpa wilayah abu-abu yang mengatakan bahwa baik dan buruk itu relatif. Baik adalah baik dan buruk adalah buruk.

Perumpamaan ini melawan relativisme.

Pada zaman yang memuja relativisme ini, orang tidak secara tegas memisahkan yang baik dari yang buruk atau kehilangan moralitas.

Santo Alfonsus de Liguori, pelindung teologi moral, mengajarkan moralitas yang bersumber pada Allah, sang kasih dan kebenaran.

Dalam perbuatannya, manusia mesti mengandalkan kasih Allah; bukan dirinya sendiri.

“Yang mengandalkan dirinya sendiri tersesat. Yang mengandalkan Tuhan dapat melakukan segala sesuatu,” demikian kata Santo Alfonsus de Liguori.

Kamis, 1 Agustus 2024
Peringatan Santo Alfonsus de Liguori, uskup dan pujangga Gereja
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here