Melayani, Bukan Menuntut Dilayani

0
68 views
Ilustrasi: Melayani dan memberikan nyawa. (Ist)

Rabu, 29 Mei 2024

1Ptr 1:18-25;
Mzm 147:12-13.14-15.19-20;
Mrk 10:32-45

SALAH paham dapat dialami siapa saja dan terjadi dalam berbagai hal. Namun tidak bisa dipungkiri, kesalahpahaman sering kali memicu masalah cukup besar.

Salah paham bisa dipicu berbagai faktor, baik masalah internal ataupun eksternal. Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele sebab bisa memicu permasalahan yang mungkin lebih besar. Sehingga melakukan konfirmasi dan klarifikasi perlu dilakukan, jika kesalahpahaman terjadi pada hubungan yang sedang terjalin.

“Sepuluh tahun perkawinan saya, menjadi tahun-tahun untuk saling menjelaskan diri,” kata seorang bapak.

“Relasi dengan isteriku menjadi semakin dalam ketika kami berani saling mempertanyakan dan menjelaskan diri. Saya menggunakan kata menjelaskan diri dan bukan membela diri. Karena komunikasi itu kami bangun untuk saling memahami dan menerima perbedaan; bukan untuk mencari benar-salah, kalah-menang.

Kesalahpahaman antara kami dan sering kali terjadi karena komunikasi yang tidak berjalan lancar. Jika tidak segera kami atasi, pastinya kondisi itu mungkin saja menyebabkan hubungan kami menjadi retak. Sehingga segera menyelesaikan persoalan dengan cara saling menjelaskan diri dengan hati damai perlu kami lakukan untuk menjaga hubungan untuk tetap sehat dan membahagiakan,” tutur bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?”

Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.”

Penginjil Markus hari ini melaporkan kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem bersama para muridNya. Yesus berada depan dan para murid mengikuti jejak-Nya dengan takut dan cemas. Namun ada perbedaan arah pemikiran, Yesus memikirkan kehendak Allah yang akan terwujud dalam peristiwa Paskah namun di antara para murid sibuk memikirkan tentang kekuasan dan jabatan.

Para rasul juga masih memiliki ambisi-ambisi tertentu. Mereka selalu bersama dengan Yesus setiap hari namun mereka masih bergulat akan ambisi dan menuntut prestise serta kuasa.

Hal ini diwakili oleh dua anak Zebedeus yang dari awal dipanggil Yesus untuk menjadi penjala manusia. Mereka mungkin masih berpikir bahwa menjadi penjala manusia itu menuntut prestise dan kuasa. Padahal yang dituntut Yesus bukan soal prestise dan kuasa melainkan kesetiaan untuk mengikuti jalan-Nya.

Yesus sedang berjalan di depan dan mengingatkan mereka tentang konsekuensi sebagai murid-Nya: meminum dari piala yang satu dan sama dengan Yesus sendiri dan menerima baptisan kemartiran Yesus.

Kesetiaan untuk mengikuti Jalan Yesus nyata dalam melayani setiap hari. Ia sendiri berkata: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian, hendaknya ia menjadi pelayanmu” karena “Anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk menyerahkan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang”.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengejar prestise dan kuasa hingga menuntut orang untuk melayani diriku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here