MELAYANI dengan tulus akan mendatangkan banyak berkat bagi hidup. Namun untuk hal seperti ini dibutuhkan suatu pengorbanan yang tanpa kenal lelah.
Punya karier unik dan tidak populer membuat wanita ini sampai harus berbohong, ketika ditanya orang mengenai profesinya. Pekerjaannya memang terdengar aneh sekaligus menyeramkan. Wanita bernama Raegan ini berprofesi sebagai funeral director untuk perusahaan Co-op di Skotlandia.
Awalnya Raegan ingin menjadi perias mayat, namun banyak menerima penolakan dari para kepala direktur pemakaman karena ketatnya industri. Ia pun mendapat pekerjaan sebagai pengatur pemakaman hingga naik jabatan menjadi direktur pemakaman dua tahun kemudian.
“Pekerjaanku sehari-hari melibatkan mengatur pemakaman dari awal hingga akhir untuk klien kami. Aku yang mengatur semuanya dari awal, aku memesan hari dan waktu pemakaman. Aku memesan pastor, mengatur transportasi, bunga, nisan, dan semua yang mereka mau. Tujuanku adalah ‘memegang tangan klien’ sepanjang proses dan setelahnya,” katanya.
Tugas Raegan memang bukan hanya memastikan pemakaman berjalan lancar namun juga menenangkan keluarga yang kehilangan. Wanita berusia 28 tahun itu pun mengurus jasad dari rumah sakit atau tempat kematian lain, memandikan dan mendandani, hingga mengantar ke tempat peristirahatan.
“Kami menawarkan jasa 24 jam. Jadi kami ada untuk klien setiap waktu dan mendatangi rumah untuk mengambil jasad siang atau malam. Aku pernah dipanggil ke sebuah rumah di malam hari dan harus meninggalkan makan malam Natal untuk bekerja, tapi itulah pekerjaan. Itu mungkin hanya satu hari Natal bagiku, tapi keluarga orang itu akan mengingatnya setiap tahun,” kata Reagan.
Membantu orang apalagi yang sedang ditimpa kesedihan membuatnya semakin cinta pekerjaan. “Aku tidak pernah merasa berat pergi bekerja, tidak ada yang lebih baik daripada melakukan pekerjaan yang membantu orang,” tutur Reagan.
Bukan terpaksa
Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan tulus hati biasanya mendatangkan banyak berkat. Apa pun kesulitan yang dihadapi pasti dilakukan dengan penuh sukacita. Tentu saja hal ini mesti terjadi dalam kehidupan yang nyata, bukan hanya suatu khayalan belaka.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk berani membantu sesama yang membutuhkan pertolongan dari kita. Meski sebagai direktur yang memiliki gaji yang besar, namun Raegen melakukannya dengan hati yang tulus. Ia melayani bukan pertama-tama dibayar dengan uang dalam jumlah besar. Ia melayani warga, agar mereka mendapatkan suatu pelayanan yang baik dan maksimal.
Dalam hidup ini banyak orang sering mengeluh tentang pelayanan yang mereka berikan. Mengapa terjadi? Karena orang melayani sesamanya dengan terpaksa. Orang tidak tulus dalam memberikan pelayanan kepada sesamanya yang membutuhkan pertolongan. Akibatnya, berkat yang diperoleh pun tidak banyak. Bahkan sering orang kehilangan berkat.
Karena itu, yang dibutuhkan adalah pelayanan yang tulus bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Memang, pelayanan seperti ini sering menghadapi banyak tantangan dari dalam diri dan dari luar diri. Tantangan dari dalam diri terjadi, ketika orang mengalami kebosanan dengan rutinitas pelayanan. Tantangan dari luar diri terjadi, ketika orang tidak tahan mendengar omongan penuh iri hati dari sesamanya.
Mari kita terus-menerus melayani dengan hati yang tulus. Dengan demikian, hidup kita menemukan sukacita dan damai. Tuhan memberkati.