Puncta 29.07.22
PW. St. Marta, Maria dan Lazarus
Yohanes 11: 19-27
PASTI kita sering datang melayat jika ada kenalan atau sahabat yang sedang berduka karena kematian. Belarasa dan turut berdukacita kita wujudkan dengan datang melayat.
Peristiwa kehilangan karena kematian membawa duka yang dalam. Emosi mereka yang sedang berduka biasanya sensitif dan tidak stabil.
Maka diperlukan attitude dan etika tinggi dalam berelasi dengan mereka yang sedang berduka.
Jika ada “nila setitik, bisa merusak susu sebelanga,” kalau sampai terjadi salah adab atau salah ucap, bisa merusak relasi persaudaraan.
Misalnya pakaian melayat harus sesuai dengan suasana dukacita. Pakaian layat berbeda dengan pakaian resepsi atau pesta perkawinan.
Ucapan, tutur kata dan perbincangan saat melayat juga harus sopan santun. Perlu dihindari senda gurau sampai tertawa terpingkal-pingkal dalam perkabungan.
Ucapan berbela sungkawa disampaikan dengan tulus ikhlas lagi hormat.
Yesus datang melayat atas kematian Lazarus. Ia ikut berbelarasa bersama Marta dan Maria, saudarinya.
Kedatangan Yesus dirasa oleh Marta sangat menguatkan. Marta punya harapan besar pada Yesus.
“Tuhan, sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”
Kata-kata Yesus sangat menguatkan, memberi harapan. “Saudaramu akan bangkit,” kata-Nya.
Sabda Yesus tidak hanya menghibur, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dan meneguhkan.
“Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walupun ia sudah mati.”
Sapaan Yesus kepada Marta dan Maria yang kehilangan Lazarus saudaranya sungguh membawa penghiburan, pengharapan dan kepercayaan.
Yesus sangat memahami kondisi Marta dan Maria. Ia meneguhkan keyakinan mereka dan memenuhi harapan mereka.
Marta pun menanggapi sapaan Yesus itu dengan iman kepercayaan bahwa Yesus sungguh Mesias yang menyelamatkan.
“Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
Kehadiran kita bagi saudara-saudari yang kehilangan akan menguatkan dan mempertebal keyakinan mereka bahwa Allah sungguh-sungguh datang menyelamatkan.
Apakah kehadiran kita bagi mereka sungguh menghibur dan menenteramkan? Apakah kehadiran kita membuat mereka semakin percaya?
Pergi sekolah pada hari Jum’at,
Sekolah penuh tidak ada istirahat.
Kehadiran kita membawa selamat,
Hadir dengan senyum penuh berkat.
Cawas, sapa senyum semangat…