BEGITU banyaknya pelayat yang datang dari berbagai jurusan untuk memberi penghormatan terakhir kepada alm. Mgr. Johannes Pujasumarta, petugas lapangan terpaksa menutup Jl. Kaliurang menuju Utara arah ke Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan, Yogyakarta. Jalan utama yang merupakan akses penting dari Yogyakarta kota menuju Pakem dan Kaliurang ini ditutup untuk semua kendaraan roda empat.
“Penutupan akses terjadi mulai sejak perempatan Ringroad Utara menuju Kaliurang,” ungkap Al. Nurbandana, aktivis Gerakan Anti Korupsi Ehem kolaborasi Yayasan Bhumiksara dan KWI.
“Raturan pastor, suster, frater, dan ribuan umat merelakan diri duduk di atas rerumputan atau berdiri di luar kapel seminari,” tutur mantan karyawan perusahaan minyak Caltex ini dalam pesan singkatnya.
Hari Jumat siang tanggal 14 November 2015 berlangsung misa requiem kedua untuk alm. Mgr. Johannes Pujasumarta. Kamis malam kemarin sudah berlangsung misa requiem pertama untuk intensi yang sama.
Kali ini, kata Al, misa requiem dipimpin oleh Ketua KWI/Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo bersama para Uskup dan para romo Vikep KAS. Mgr. Ignatius Suharyo sangat mengenal alm. Mgr. Johannes Pujasumarta karena almarhum adalah setahun di bawah Mgr. Suharyo saat keduanya menjadi seminaris di Seminari Mertoyudan.
Ketika Mgr. Suharyo menjadi Uskup Agung Semarang, alm. Mgr. Johannes Pujasumarta diangkat menjadi Vikjen KAS selama hampir 10 tahun, sebelum akhirnya diangkat Paus Benedictus XVI menjadi Uskup Diosis Bandung (28 Juli 2008-2010).
Kepada Sesawi.Net, Kika Ananto, seorang pelayat dari Semarang, menuturkan demikian. “Saya ikut mrebes mili (terharu biru hingga meneteskan banyak air mata), ketika wakil keluarga alm. Mgr. Pujasumarta memberikan sambutan,” tuturnya.
Yang dimaksud Kika tak lain adalah Romo Ismartono SJ, kakak kandung Mgr. Johannes Pujasumarta.
“Romo Is sampai larut dalam haru. Beliau menangis haru saat berkata-kata memberi sambutan mewakili pihak keluarga,” tuturnya.
Ribuan orang –tak terhitung jumlahnya– ada di sepanjang Jl, Kaliurang.