Melihat dan Mendengar

0
1,026 views
Mendengarkan. (Ist)

Selasa, 26 Juli 2022

  • Sir. 44:1,10-15.
  • Mzm. 132:11,13-14,17-18.
  • Mat. 13:16-17.

TUHAN Allah menciptakan manusia dengan dua telinga, dengan dua mata, dengan dua lubang hidung, tetapi mulut hanya satu.

Kiranya kita diajak untuk melihat dan mendengar lebih banyak dari pada lebih banyak bicara.

Melihat dan mendengar lebih banyak adalah sumber pembelajaran yang bijaksana.

Sementara berbicara banyak menjadikan seseorang tidak belajar untuk bijaksana dan rendah hati.

Dengan satu mulut saja sudah lebih banyak bicaranya dari pada mendengarnya, apalagi dengan dua mulut. Hidup kita bisa menjadi mulut semua.

Kebahagiaan sejati timbul dari penglihatan dan pendengaran, bukan dari pembicaraan.

Melihat dan mendengar berarti menerima apa yang dari luar.

Sementara berbicara berarti mengeluarkan yang dari dalam. Ingat apa yang menajiskan dan tidak menajiskan?

Semoga kita mempunyai mata yang jeli untuk melihat dan telinga yang tajam untuk mendengar.

Terlebih kita diajak untuk melihat dan mendengar karya agung Allah dalam hidup kita.

“Apa yang kita lihat dan kita dengar bisa jadi persis sama seperti orang lain, tetapi apa yang masuk ke dalam hati dan keluar dari diri kita bisa sangat berbeda karena kita melihat dengan iman,”kata seorang bapak.

“Sebelum hati saya terbuka terhadap kehadiran menantu saya, rasanya semua yang dia lakukan selalu ada kurangnya,” ujarnya.

“Mata dan telingaku selalu melihat dan mendengar yang negatif darinya,” lanjutnya.

“Saya selalu membandingkan dengan menantu yang lain, hingga tanpa saya sadari itu semakin membuat saya mencari kekurangannya,” kisahnya.

“Hati saya baru terbuka, ketika anak saya kecelakaan, bagaimana dia merawat dan menjaga anakku, hingga pulih,” sambungnya.

“Dia mengubah hatiku yang beku dan tertutup dengan tindakan kasih yang tulus,” tandasnya.

“Sejak itu, saya melihat dan mendengar tindakan sama yang dia lakukan namun dengan hati yang beda hingga sikap saya pun berubah menjadi lebih positif,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.

Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Menjadi orang tua yang baik dan bijak adalah panggilan setiap orang.

Kebaikan dan kebijaksanaan hanya bisa terbangun kalau orang tua banyak melihat dan mendengar dengan hati yang terbuka.

Karena hanya dengan begitu setiap orang tua bisa memandang sesuatu dengan positif.

Orang tua akan semakin mulia di mata anak-anaknya jika mampu mewarisi kebaikan dan kebijaksanaan. Namun menjadi bencana jika orang tua hanya pandai bicara dan tidak didengar oleh anak-anaknya.

Kebaikan dan kebijaksanaan dalam diri anak-anak yang diterima sebagai warisan orang tua selalu menjadi sumber sukacita bagi setiap orang tua.

Melihat anak-anak bertumbuh menjadi baik adalah kebahagiaan yang mendalam.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sudah banyak melihat dan mendengar daripada berbicara?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here