Melihat dan Percaya

0
28 views
Iman itu harus percaya, taat dan berserah diri

Puncta, 27 Desember 2024
Pesta St. Yohanes Rasul, Penulis Injil
Yohanes 20: 2-8

PADA awal Injilnya, Yohanes menuliskan perjumpaannya dengan Yesus. Waktu itu ia dan Andreas menjadi murid Yohanes Pembaptis. Gurunya menunjuk pada Yesus sebagai “Anak Domba Allah.” Mereka berdua kemudian mengikuti Yesus.

Ketika tahu bahwa dua orang murid mengikuti-Nya, Yesus bertanya, “Apa yang kamu cari?”

Mereka menjawab, “Guru, (Rabi) di manakah Engkau tinggal?”

Yesus kemudian berkata, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun melihat dan tinggal bersama Dia.

Pada akhir Injilnya, Yohanes menceritakan peristiwa kebangkitan Kristus. Ada banyak sikap dan cara pandang menghadapi peristiwa kebangkitan.

Para wanita tidak paham akan kebangkitan. Mereka mengira Yesus diambil orang dari kubur-Nya.

Maria Magdalena melaporkan kepada Petrus dan murid yang dikasihi-Nya. “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Petrus dan murid yang dikasihi Yesus lalu pergi ke kubur. Murid yang dikasihi ini lebih muda, maka dia datang lebih cepat.

Namun dia mempersilahkan Petrus yang lebih tua dan punya wibawa sebagai pemimpin untuk masuk lebih dahulu dan menyaksikan.

Dua orang ini sama-sama melihat suasana di dalam kubur. Tetapi berbeda juga cara mereka menyikapi. Petrus hanya melihat kain kafan terletak di tanah. Tetapi murid yang dikasihi itu melihat dan percaya.

Kata percaya berhubungan dengan sikap batin seseorang dalam relasi dengan Tuhan. Hal ini mau mengisahkan proses dari awal perkenalannya dengan Yesus.

Pada mulanya, Yesus mengundang mereka untuk tinggal, hidup bersama, “nyantrik” kepada Yesus.

Murid yang dikasihi ini berjumpa, hidup bersama dan mengenal siapa Yesus. Maka ketika Yesus mati dan makam-nya kosong. Ia melihatnya dan percaya akan apa yang dikatakan Yesus sebelum wafat-Nya.

Kita pun diajak oleh Yohanes untuk mengenal siapa Yesus dengan tinggal bersama. Kita bisa tinggal bersama kalau kita mau membaca Injil yang ditulis Yohanes.

Dalam Injilnya itu, Yohanes menuliskan siapa yang dia percaya, Tuhanlah yang mengasihi.

Sama seperti dia menjadi murid yang dikasihi Tuhan, kita pun juga bisa menjadi murid yang dikasihi-Nya. Asal kita mau tinggal dan percaya. Maukah kita?

Yohanes murid yang dikasihi,
Ia percaya sampai ke dalam hati.
Marilah kita saling mengasihi,
Sebab Allah adalah Kasih sejati.

Wonogiri, Pesta Santo Pelindung Paroki
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here