PELATIHAN Jurnalistik hari kedua (Jumat, 24/2/2017), di Aula dekenat Mena Keuskupan Atambua, berlangsung makin menggila. Peserta dibawa pendamping latihan, Pastor Inocentius Nahak Projo, membuka mata para peserta untuk melihat dunia dalam tema Latihan Menulis Profil dan Feature.
“Memasuki hari kedua, kita belajar untuk menulis berita di majalah dan surat kabar dengan metode wawancara. Hari ini kita akan berlatih tentang bagaimana cara menulis profil dan feature,” katanya membuka kegiatan pelatihan ini.
Di tengah penjelasannya, Inosensius Nahak, pria kalem dan murah senyum ini berbagi ilmu dengan menegaskan beberapa unsur penting dalan menulis. “Sifat seorang penulis itu tidak cepat puas diri dan menunda-menunda. Seorang penulis berita harus memiliki sikap tidak pernah puas, terus belajar untuk berkembang, memotivasi diri dan memperbaiki yang telah ditulis,” jelasnya bagi para peserta pelatihan.
Sementara itu, para peserta bagai dihipnotis dengan arahan dan motivasi yang diberikan. Mereka makin gila mengikuti pelatihan di hari kedua dengan penuh semangat dan antusias. Tenaga dan semangat seakan tidak pernah habis dimakan kebosanan dan keletihan selama seharian bergiat. Ungkapan hati peserta mengakui jika ada hal baru dalam kegiatan ini. “Saya makin bersemangat untuk tahu cara menulis profile dan feature. Saya biasanya agak malas mengikuti kegiatan-kegiatan di dekenat ini, karena cepat bosan dan letih. Namun, kali ini saya tidak mengalami itu. Justru saya makin semangat dan senang untuk mengetahui,” tutur Pastor Yudha Pramana, Projo di sela-sela makan siang di Lopo Manekan Dekenat Mena.
Untuk mempertajam pengetahuan dan ketrampilan, para peserta ditugaskan untuk saling mewawancarai, sebagai modal untuk membuat berita profile. Para peserta dengan penuh semangat meyiapkan perlengkapan handphone seadanya dan alat tulis untuk tugas tersebut. Ada yang sedikit kikuk melakukan wawancara, ada pula yang begitu rileks. “Saya agak bingung untuk memulai wawancara. Saya merasa tugas wawancara ini hal baru, karena tidak biasa. Tetapi dengan latihan ini, saya bisa bisa berbuat sesuatu yang selama ini dianggap sulit,” cetus Maria Alfrida Lalian, utusan SMP Mena ini.
Kegiatan pelatihan dibagi dalam 2 kelompok kecil untuk latihan membuat feature. Kelompok pertama yang dipandu 2 pastor yakni Pastor Edy Agun, SVD dan Pastor Yudha Pramana Projo, bersama peserta lainnya menyelesaikan feature tentang Paroki Santa Filomena Mena. Sedangkan Kelompok kedua yang dipandu langsung Pastor Ino, melatih membuat feature tentang Gua Maria Mena.
RD. Flaviano Kuftalan, peserta pelatihan jurnalistik)