Melihat Samar-samar

0
106 views
Ilustrasi: Samar-samar. (Ist)

Rabu, 19 Februari 2025

Kej. 8:6-13, 20-22-
Mzm. 116: 12-13,14-15,18-19
Mrk. 8:22-26.

DALAM kehidupan ini, segala sesuatu membutuhkan waktu. Tidak ada yang instan, tidak ada keberhasilan yang datang dalam sekejap.

Seperti seseorang yang mendaki tangga, kita harus melangkah satu per satu, dari anak tangga pertama, kedua, dan seterusnya sebelum akhirnya mencapai puncak.

Sering kali, kita ingin segera sampai di tujuan tanpa melalui prosesnya. Kita ingin sukses tanpa perjuangan, ingin kebahagiaan tanpa kesabaran, ingin hasil tanpa usaha.

Alam mengajarkan kita bahwa segala sesuatu berkembang melalui tahapan. Sebuah pohon besar pun bermula dari benih kecil yang harus bertumbuh, mengakar, bertahan dalam berbagai musim, hingga akhirnya berbuah.

Demikian pula dalam hidup, ada proses yang harus kita jalani. Mungkin saat ini kita masih berada di anak tangga pertama, belajar, berjuang, menghadapi kesulitan.

Jika kita menyerah dan berhenti, tujuan hidup tidak pernah kita raih. Setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, membawa kita lebih dekat ke tujuan.

Yang terpenting adalah tetap berjalan, tetap berusaha, dan tetap percaya bahwa setiap proses yang kita lalui ada dalam rencana Tuhan.

Sebab, dalam setiap langkah, Tuhan bekerja membentuk kita, menguatkan kita, dan mempersiapkan kita untuk menerima apa yang telah Ia sediakan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.”

Melihat tidak selalu berarti memahami. Kita kadang hanya melihat secara samar, tidak benar-benar menangkap kebenaran yang ada di hadapan kita.

Saat Yesus menyembuhkan seorang buta secara bertahap. Pada awalnya, penglihatannya belum sempurna; ia bisa melihat, tetapi masih kabur.

Peristiwa Ini menggambarkan bagaimana dalam kehidupan, pemahaman kita tentang kebenaran sering kali terjadi secara bertahap.

Kalau mau jujur, kita ini juga mengalami kebutaan rohani, melihat kehidupan, tetapi tidak menangkap maknanya; melihat orang lain, tetapi tidak memahami hati mereka; melihat berkat, tetapi tidak menyadarinya sebagai kasih Tuhan.

Kita sibuk dengan dunia, tetapi tidak melihat tangan Tuhan yang bekerja di dalamnya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku melihat kehidupan ini dengan jelas seperti Tuhan kehendaki dalam hidupku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here