KEHIDUPAN agraris dan masyarakat modern dituntut memahami tanda alam. Pertanian gagal bila mengabaikan ramalan cuaca. Bagaimana tanaman cabai bakal berbuah ketika ditanam pada musim hujan?
Dunia penerbangan yang memfasilitasi transportasi modern mesti memperhatikan tanda-tanda alam. Memantau arah angin, kondisi cuaca, jarak pandang, dan lain-lain dituntut baik sebelum tinggal landas, selama penerbangan, dan saat pendaratan.
Tren tidak beda dari tanda. Bisa berkaitan dengan pelbagai segi kehidupan seperti fashion, ekonomi, teknologi hingga filsafat. Mereka yang menguasai tanda-tanda akan memetik manfaat dan keuntungannya.
Itu semua berkaitan dengan kehidupan yang sementara (temporal). Di tengah dunia ada pula tanda lain, yakni karya-karya Tuhan.
Tanda terbesar dari karya itu adalah Yesus Kristus.
Dialah yang kehadiran-Nya menunjukkan Tuhan yang mencintai manusia dengan menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, dan membebaskannya dari dosa dan kematian.
Tanda keselamatan.
Tanda itu mengundang orang bertobat dan berdamai dengan Tuhan (Lukas 12: 58). Bila menunda sampai saat terakhir, manusia akan menanggung biayanya, yakni dijebloskan dalam penjara (Lukas 12: 59). Bukan penjara dunia, tetapi bui abadi.
Begitu terpukaunya akan tanda-tanda duniawi hingga banyak orang tak peduli terhadap tanda surgawi. Itulah yang dikritisi oleh Yesus dengan menyebut pendengarnya munafik (Lukas 12: 56) alias “superfisial” atau hidup di permukaan belaka. Dangkal.
Memperhatikan tanda-tanda alam dan tren dunia menentukan sukses hidup duniawi. Itu tidak cukup. Manusia juga ditawari kebahagiaan abadi.
Untuk meraihnya orang diajak untuk percaya dan menerima tanda dari surga, yakni Yesus Kristus. Kalau ingin bahagia secara sempurna, manusia mesti peka dan mampu membaca dua tanda.
Jumat, 21 Oktober 2022