Kamis, 25 Juni 2020
2Raj 24:8-17 dan Mat 7:21-29
PEMBAHARUAN yang dilakukan Raja Yoyakin tidak berlangsung lama. Dia juga tidak setia seperti nemek moyangnya. Dan pembuangan menjadi tanda hukuman Allah atas ketidaksetiaan ini.
Kegagalan Israel sebagai bangsa dalam mengembangkan hidup mencapai puncaknya ketika mereka diceraiberaikan.
Jatidiri sebagai bangsa hilang. Dan Israel mesti menanggapi secara baru kasih Allah kepada mereka. Allah selalu setia dan terus-menerus menawarkan kasih-Nya. Dan jawaban manusia mesti juga terus diperbaharui.
Bagi Yesus, Kerajaan Surga adalah tawaran kasih Allah bagi mereka yang berusaha. Orang yang sungguh beriman adalah orang yang mau bekerja dan menghayati tawaran kasih Allah itu.
Tipe seperti ini adalah orang yang membangun hidupnya dengan landasan yang kokoh: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas” (Mat 7:24).
Tuhan Yesus juga memperhatikan beberapa adat kebiasaan dalam hidup. Pertama, kebiasaan memuji untuk mendapatkan perhatian. Bukan yang berseru Tuhan! Tuhan akan masuk Kerajaan Surga.
Apakah sudah ada usaha yang sungguh untuk sukses?
Kedua, membangun hidup sama dengan membangun rumah, tidak cukup tampak mentereng, tapi juga mesti memiiki dasar yang kokoh.
Ketiga, hidup religius adalah kesaksian. Yesus telah memberikan kesaksian yang berwibawa.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membangun hidup di atas dasar yang kokoh?
Kesetiaan kita dalam menanggapi kasih dan Firman Tuhan, akan memberikan kita jaminan untuk membangun hidup rohani yang kokoh kuat. Semoga.