MENUMBUHKAN sikap hidup yang baik itu mesti dilatih terus-menerus.
Sebelum berangkat sekolah, seorang anak tampak gelisah. Pasalnya, ia mesti mengucapkan empat kata selama berada di lingkungan sekolah. Hal itu mesti dilakukan, sehingga menjadi suatu kebiasaan dalam hidupnya.
Sang ibu yang menyaksikan anaknya yang tampak gelisah itu tersenyum. Lantas ia bertanya,
- “Mengapa kamu gelisah, nak?”
- ”Saya lupa sesuatu, Ma. Sebenarnya tadi sudah muncul, tapi hilang lagi, Ma,” jawab anak itu.
- “Oooo tentang empat kata. Nah, selama ini kamu sulit sekali mengatakannya. Coba, ingat-ingat lagi…” kata s,ang ibu.
- “Oh iya ya Ma. Empat kata itu adalah terima kasih, maaf, tolong dan permisi,” kata anak itu.
Tidak kehilangan diri
Sopan santun dalam hidup sehari-hari merupakan suatu keharusan. Manusia selalu memiliki relasi dengan orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia mesti membangun hidup di atas sopan santun yang memberikan suatu relasi yang semakin baik.
Orang tidak perlu merasa kehilangan diri, ketika mesti meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Justru hal ini akan mengangkat dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Orang yang bermartabat itu orang yang berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Orang yang mampu bersyukur atas hidupnya itu orang yang berani mengucapkan terimakasih atas kebaikan sesamanya. Sering orang merasa wajib mendapatkan kebaikan dari orang lain. Karena itu, kebaikan itu menjadi haknya. Sebenarnya, orang lain tidak punya kewajiban untuk memberikan kebaikan kepada kita. Kebaikan itu diberikan secara sukarela. Namun yang menerima kebaikan itu punya kewajiban untuk mengucapkan terimakasih.
Mari kita terus-menerus mengucapkan empat kata ini dalam hidup kita. Terima kasih, maaf, tolong dan permisi. Kalau kita melakukannya dengan tulus hati, kita akan memberikan dukungan terhadap hidup bersama.
Dengan demikian, hidup kita bersama semakin harmonis.
Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.