Selasa, 13 Oktober 2020
Gal 4:31b -5:6 dan Luk 11:37-41
WAKTU masih kecil, di rumah saat hendak tidur malam, bapak dan mama selalu mengingatkan kami untuk mencuci kaki dan berdoa. Kegiatan cuci kaki dan berdoa kemudian menjadi hal yang biasa dilakukan, menjadi sebuah habitus.
Di masa pandemi covid-19 ini, semua elemen masyarakat diminta untuk mengubah pola hidup lama dengan pola hidup baru, 4 M : Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Menghindari kerumunan.
Semuanya ini dimaksudkan agar mata rantai penyebaran virus corona terputus. Semua orang diajak melakukan semuanya ini sebagai habitus baru di masa pandemi covid-19 ini.
Injil memberi catatan menarik tentang mencuci tangan ini. Orang Farisi mengkritik Yesus yang tidak membasuh tangan sebelum makan.
Bagi Yesus, penting mencuci tangan dan perlengkapan makan demi kesehatan diri, tetapi yang lebih penting bagi Yesus adalah membasuh hati dan batin.
“Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.” (Luk 11:39).
Lebih lanjut Yesus menegaskan tentang perbuatan amal kasih yang tulus, mengembalikan hasil rampasan dan curian kepada yang berhak, akan membuat hati dan diri menjadi bersih.
Sekali lagi bagi Yesus, yang terpenting adalah membasuh dan memurnikan hati batin.
Di masa new normal kita wajib mengenakan masker demi mencegah virus, tapi hati juga mesti dimasker agar tidak masuk virus dosa.
Kita mesti cuci tangan, tapi hati juga mesti dibasuh dari virus benci, iri hati dan dengki. Harus jaga jarak, tapi hati tetap mesti merasa dekat dan penuh cinta.
Ada pembatasan sosial, tapi hati jangan dibatasi untuk mencintai sesama dengan penuh kasih. Semoga.