Membasuh Kaki

0
361 views
Membasuh kaki sebagai tindakan simbolis rendah hati dan membersihkan diri dari kedosaan. (Romo Nico Setiawan OMI)

Puncta 06.04.23
Kamis Putih
Yohanes 13:1-15

BEBERAPA waktu lalu beberapa remaja ditangkap polisi karena hendak melakukan perang sarung menjelang sahur subuh.

Mereka diamankan karena di dalam sarung ada batu dan benda tajam yang berbahaya. Mereka digiring ke kantor polisi, diberi pembinaan.

Agar anak-anak ini jera, orangtuanya dipanggil juga ke kantor polisi. Oleh aparat polisi, anak-anak itu disuruh membasuh kaki orangtua mereka.

Anak-anak dan orangtuanya menangis karena terharu. Orangtua tidak menyangka kalau anak-anak yang mau sembahyang ternyata terlibat tawuran.

Tangis pecah di kantor polisi saat anak-anak meminta maaf dan membasuh kaki ibunya. Mereka berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang tidak terpuji itu.

Polisi berharap dengan acara membasuh kaki orangtua, semoga anak-anak sadar dan hormat pada orangtua sehingga tidak melakukan tindakan yang membuat malu keluarga.

Membasuh kaki dilakukan oleh anak kepada orangtua, untuk menghormati dan meminta maaf.

Anak yang bersalah memohon ampun kepada orangtuanya.

Dalam peristiwa Kamis Putih ini, Yesus yang Mahatinggi yaitu Guru dan Tuhan, membasuh kaki murid-murid-Nya.

Tidak lazim seorang Guru membasuh kaki murid-Nya. Tugas membasuh kaki adalah pekerjaan budak atau hamba. Kini justru Guru dan Tuhan membasuh kaki murid-Nya.

Karenanya, Simon Petrus tidak memahaminya. “Tuhan Engkau hendak membasuh kakiku? Engkau tidak akan membasuh kakiku selama-lamanya.”

Petrus tidak bisa menerima seorang Guru merendahkan diri menjadi budak, Tuhan menjadi hamba membasuh kaki murid-murid-Nya.

Pesan penting dijelaskan Yesus sesudah membasuh mereka. “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Inti dari ajaran Yesus adalah semangat saling mengasihi dan mengampuni. Teladan kasih itulah yang diberikan Yesus.

Mengasihi ditunjukkan dengan kerelaan untuk melayani, merendahkan diri dan menghargai sesama. Mengampuni ditunjukkan dengan menerima kekurangan sesamanya.

Teladan Yesus itu hendaknya menjadi pegangan hidup kita, dimana kita para murid-Nya dipanggil untuk saling mengasihi, menghargai dan merendahkan diri satu sama lain. Marilah kita mengikuti teladan Sang Guru Sejati.

Cinta Tuhan seperti air di kali,
Ia turun merendahkan diri.
Marilah kita saling mengasihi,
Mengikuti teladan Guru Sejati.

Cawas, ubi caritas…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here